News
Senin, 1 Mei 2017 - 18:30 WIB

MBAH GOTHO MENINGGAL : Begini Suasana Pemakaman Manusia Tertua Dunia dari Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu prosesi pemakaman Mbah Gotho, Senin (1/5/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Mbah Gotho sempat beranjak dari tempat tidurnya pada Minggu pagi namun ajal menjemput.

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan pelayat memadati rumah duka Sodimoejo alias Mbah Gotho “Manusia Tertua di Dunia” di Dusun Segeran, RT 018, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Senin (1/5/2017).

Advertisement

Karangan bunga tanda duka cita dari Bupati Sragen dan Wakil Bupati Sragen terpampang di bagian depan rumah. Jasad Mbah Gotho terbujur kaku di dalam peti jenazah. Secara bergantian, para pelayat menyempatkan melihat wajah kakek yang telah mencapai suai 146 tahun itu untuk kali terakhir.

(Baca Juga: Tak Mau Disuntik, Mbah Gotho Pilih Dibuang ke Bengawan Solo)

Advertisement

(Baca Juga: Tak Mau Disuntik, Mbah Gotho Pilih Dibuang ke Bengawan Solo)

Jasad Mbah Gotho dimakamkan di permakaman umum desa setempat yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Keinginan Mbah Gotho untuk berkunjung ke rumah cucunya di Ngawi itu disampaikan pembawa acara upacara pemberangkatan jenazah ke pemakaman.

Sejumlah pelayat menyempatkan melihat wajah Mbah Gotho untuk kali terakhir di rumah duka di Dusun Segeran RT 018, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Senin (1/5/2017). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Advertisement

Pemakaman Mbah Gotho dilangsungkan dengan tata cara umat Kristiani. Sebelum diberangkatkan, digelar prosesi tabur bunga oleh pihak keluarga, kerabat, termasuk Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno dan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto.

(Baca Juga: Cucu Ceritakan Detik-Detik Terakhir Sebelum Mbah Gotho Wafat)

Digelar pula ritual brobosan yakni tradisi penghormatan terakhir keluarga kepada jenazah sebelum dimakamkan. Dedy Endriyatno dan Bambang Samekto ikut memikul peti jenazah Mbah Gotho sebelum dimasukkan ke mobil ambulans.

Advertisement

Pelayat membanjiri rumah duka di Dusun Segeran RT 018, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Senin (1/5/2017). Tampak Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno (batik merah hitam) dan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto (kemeja putih, bercelana jin biru) juga hadir di rumah duka. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

“Bupati sudah berencana mengundang Mbah Gotho untuk hadir dalam prosesi potong tumpeng pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-271 Kabupaten Sragen. Bupati akan mempersembahkan potongan tumpeng itu kepada Mbah Gotho. Namun, kematian adalah hal yang pasti terjadi. Maut tidak bisa ditolak. Siapa yang bisa melawan kehendak Tuhan,” papar Dedy.

Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno dan (batik hitam cokelat) dan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto (kemeja putih) mengikuti prosesi tabur bunga di atas jenazah Mbah Gotho di rumah duka Dusun Segeran, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Senin (1/5). Dedy dan Bambang ikut memikul peti jenazah Mbah Gotho menuju mobil ambulans untuk diberangkatkan ke peristirahatan terakhir. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Advertisement

Selama hidupnya, Mbah Gotho memiliki empat istri. Dari istri pertama, dia tidak mendapat keturunan. Dari istri kedua dan ketiga, Mbah Gotho dikaruniai masing-masing satu anak. Sementara dari istri keempat, Mbah Gotho dikaruniai tiga anak. Mbah Gotho meninggalkan 25 cucu, 17 buyut dan 12 canggah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif