News
Minggu, 30 April 2017 - 18:24 WIB

Tinjau Banjir Bandang Magelang, Ganjar Minta Warga Menjauh

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petugas penyelamat dari tim gabungan berhasil mengevakuasi salah satu korban yang meninggal dunia akibat banjir bandang yang melanda Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (30/4/2017). (Istimewa/Basarnas Jateng)

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta warga menjauh dari lokasi banjir bandang Magelang agar memudahkan tim gabungan mencari korban.

Solopos.com, MAGELANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, yang mengakibatkan belasan korban jiwa. Didampingi Bupati Magelang Zaenal Arifin, Ganjar juga meninjau posko bencana di Balai Desa Sambungrejo dan memberikan bantuan uang yang diterima Bupati.

Advertisement

Ganjar meminta masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan dalam pencarian korban menjauh dari lokasi pencarian korban karena cuacanya masih mengkhawatirkan. “Mungkin mereka ingin berempati, ingin membantu tetapi saya khawatir cuacanya masih begini. Kalau banjirnya lebih besar lagi maka yang menonton ini bisa menjadi korban baru. Saya tidak ingin itu,” katanya, Minggu (30/4/2017).

Ia meminta masyarakat yang menonton hanya melihat di belakang garis polisi agar tim gabungan bisa mencari korban secepatnya. Tim SAR sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga terdapat korban kemudian digali. Ia menuturkan sampai para penonton itu tidak boleh menjadi kendala dalam pencarian korban.

Menyinggung soal relokasi warga yang tinggal di lokasi bencana tersebut, dia mengatakan bupati yang akan melakukannya. Menurut Ganjar, kawasan tersebut memang bahaya, tetapi masyarakat sudah telanjur tinggal di sana. Karena itu, penataan ruang harus berkompromi dengan mereka yang tinggal di sini.

Advertisement

“Kami tidak bisa mengusir begitu saja meskipun ini daerah bahaya. Tetapi kami coba tata, mendorong mereka supaya menjadi pelaku desa tangguh bencana. Meskipun mereka tidak pindah, mereka mengerti tanda-tanda bencana yang akan terjadi untuk menyelamatkan diri,” katanya.

Ia mengatakan sebenarnya masyarakat semakin sadar bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan daerah bencana. Bencana selalu terjadi tanpa masyarakat pernah tahu, apalagi saat ini sudah mendekati musim kemarau tetapi curah hujan masih tinggi dan hampir merata di seluruh Jawa Tengah.

“Jateng bukan rawan bencana lagi, tetapi ‘supermarket’ bencana. Namun Tuhan memberikan tempat yang bagus, jadi manusia diminta untuk mengelola dengan baik. Kalau ada bencana letusan gunung berapi pada saat yang sama ada kesuburan tanah, pada saat banyak daerah yang longsor terjadi evolusi di bumi. Tugas kita adalah membenahi tata ruang agar masyarakat bisa tinggal di tempat yang aman,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif