News
Minggu, 30 April 2017 - 11:00 WIB

Solo Menari 24 Jam, Cara Kota Bengawan Peringati Hari Tari Sedunia 2017

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sanggar tari Suryo Sumirat mementaskan tari Sekar Sumirat dan Cah Ethes saat Solo Menari di Pamedan Mangkunegaran, Solo, Sabtu (29/4/2017) malam. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Hari Tari Sedunia diperingati di Solo.

Solopos.com, SOLO — Suka cita terpancar nyata dari binar mata 54 anak-anak berkebutuhan khusus binaan SLB Negeri Karangnyar saat dipanggil ke panggung utama Solo Menari 24 Jam di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Sabtu (29/4/2017) siang. Hari ini, Minggu (30/4/2017) acara masih berlanjut.

Advertisement

Tari Ratoh Jaroe ditampilkan saat Solo Menari di Pamedan Mangkunegaran, Solo, Sabtu (29/4/2017) malam. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Mereka menurut begitu diarahkan membentuk formasi serupa piramida oleh guru dan pelatih tarinya. Tiga penari cilik berkursi roda duduk di deretan paling depan. Diikuti tiga baris penari cilik lain di belakangnya.

Mereka mengenakan kostum setelan satin warna-warni seperti merah, kuning, dan biru. Walaupun warnanya tidak seragam, anak-anak itu tampil kompak dengan penutup kepala berupa topi aneka model.

Advertisement

Lagu Topi Saya Bundar yang diaransemen dengan musik ceria pun mengalun kencang. Anak-anak itu pun mulai membawakan Tari Topi mengikuti arahan pelatih tari SLB Negeri Karanganyar, L. Fitriani Kusumawati, yang duduk bersila di barisan penonton.

Sebagian dari mereka bergerak kompak mengikuti arahan jarak jauh itu. Ada juga yang terlambat atau menggerakkan tubuh sesuai kemauannya. Namun kesemuanya terlihat gembira.

Penari berkebutuhan khusus yang berada di barisan kedua, Aiera Raisya Khoirunnisa, 7, terlihat paling mungil di antara teman-temannya. Pengidap down syndrome yang akrab disapa Rara itu sangat bersemangat tampil membawakan tarian yang punya gerakan berputar, mengangkat tangan, dan mengangkat topi dengan lincah.

Bintang Panggung

Advertisement

Kesempatan penampilan istimewa itu tak disia-siakan Endarwanti, 30, untuk merekam aksi putrinya, Rara, yang tengah menjadi bintang di panggung. Tarian tak lebih dari lima menit itu diabadikan lewat kamera telepon genggam.

Begitu pertunjukan singkat berakhir, mata ibu dua anak ini berkaca-kaca. “Terharu sekali Rara bisa menari seperti ini,” katanya.

Penari berkebutuhan khusus lainnya, Radit, 12, juga terlihat menguasai gerakan sehingga berada di formasi depan untuk memberi contoh teman-temannya. Penyandang autisme ringan ini tak cuma bisa menari Tari Topi. Ia juga menguasai  Tari Jaranan, Tari Kelinci, dan Tari Reog. Saat ditanya cita-citanya kelak, malu-malu ia menjawab, “Jadi penari”.

Fitriani Kusumawati mempersiapkan muridnya tampil di ajang Solo Menari 24 Jam untuk memeriahkan Hari Tari Sedunia sepekan sekali sejak setahun terakhir. Tiga bulan belakangan, ia makin intens mempersiapkan tari yang masuk mata pelajaran sekolah tersebut.

Advertisement

“Tari Topi untuk anak bisu, tuli, cacat tubuh, tunanetra, dan autis ini gerakannya saya sederhanakan supaya lebih mudah. Misalkan tidak pakai loncat-loncat. Yang tunarungu ditaruh di depan karena mereka biasanya mudah menghafal. Yang autistik berat di belakang, karena kadang blank [hilang konsentrasi],” jelas Fitri.

Ia menuturkan selama mengajar tari, anak-anak berkebutuhan khusus lebih antusias dibandingkan mata pelajaran lainnya. “Kami ingin anak-ana berkebutuhan khusus ini dianggap sama secara sosial. Mereka juga anak-anak Indonesia,” ujar dia.

Selain itu, penampilan spesial lain dibawakan delapan penari berkebutuhan khusus dari SLB BCD Autis YPALB Karanganyar yang mementaskan Tari Kelinci.

Walaupun tidak semua anak kompak, namun mereka bisa mengikuti semua gerakan tarian berdurasi enam menit itu. Anak-anak tersebut juga berimprovisasi dengan menyelipkan adegan salah satu kelinci pura-pura jatuh pingsan di akhir pertunjukan.

Advertisement

Pelatih Tari SLB BCD Autis YPALB Karanganyar, Dwi Yuworo, bangga anak didiknya bisa merampungkan tarian, lengkap dengan drama singkatnya yang telah disiapkan secara intensif dua pekan terakhir.

“Saya sempat deg-degan, anak-anak ada yang mogok di tengah jalan. Biasanya ada yang mood-nya enggak stabil kalau lagi malas. Ternyata mereka semangat dan bisa menyelesaikannya. Rasanya puas mereka enggak down di tengah jalan,” ujar Dwi.

Seperti Fitri, Dwi juga menyederhanakan gerakan Tari Kelinci buat murid istimewanya. “Gerakannya dipermudah sesuai kapasitas fisik mereka. Yang dipakai hanya gerakan dasar tarinya saja seperti Besut, Srisig, dan Wilet. Komposisi juga hanya saya pakai di bagian terakhir,” tuturnya.

Tanpa Henti

Selain kelompok anak berkebutuhan khusus, tiga ribuan penari dari sanggar, perorangan, akademisi, dan berbagai kalangan dari berbagai penjuru daerah memeriahkan peringatan Hari Tari Sedunia di ISI Solo. Tiga penari yang punya basic tradisi, Danang Pamungkas (Solo), Anter Asmorotedjo (Jogja), dan Asep Suleman (Bandung), menari selama 24 jam tanpa henti.

Sanggar tari Suryo Sumirat mementaskan tari Sekar Sumirat dan Cah Ethes saat Solo Menari di Pamedan Mangkunegaran, Solo, Sabtu (29/4/2017) malam. (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Advertisement

Mereka mengeksplorasi gerak tubuh dengan merespons musik, menciptakan gerakan, dan membawakan komposisi. Setiap ganti kostum, makan, minum, buang hajat, sampai cek kesehatan dua jam sekali dengan cara diukur tensi, semua dilakukan sembari menari.

Sebelumnya, Rektor ISI Solo, Sri Rochana, menuturkan perayaan Hari Teater Sedunia dengan agenda Solo Menari 24 Jam merupakan cara institusinya merawat seni tari yang menjadi bagian kearifan lokal daerah. “Ini jadi bagian merawat keberagaman dan kebhinnekaan, berarti juga merawat persatuan kita,” kata Sri Rochana.

Sementara itu, Pemerintah Kota Solo juga memeriahkan Hari Tari Sedunia dengan menggelar Solo Menari di Koridor Ngarsopuro dan Pamedan Pura Mangkunegaran. Sebanyak 200 orang dari anak-anak sampai dewasa menari secara massal pada pembukaan acara Sabtu pagi. Malam harinya, diselenggarakan pembacaan deklarasi Solo Menari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif