Jatim
Sabtu, 29 April 2017 - 11:05 WIB

WISATA MAGETAN : Telaga Sarangan Ramai Pengunjung, Begini Cara Warga Bersyukur

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunggu prosesi larung nasi tumpeng di Telaga Sarangan dalam acara bersih desa, Jumat (28/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Wisata Magetan, tradisi bersih desa di Telaga Sarangan sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Madiunpos.com, MAGETAN — Keberadaan Telaga Sarangan merupakan berkah bagi warga di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Warga setempat banyak yang menggantungkan nasib dan mencari nafkah di telaga itu.

Advertisement

Mulai dari penjual makanan dan minuman, suvenir, pakaian, membuka jasa persewaan kuda, jasa speedboat, jasa penginapan, dan masih banyak lainnya. Semua itu dikerjakan warga Desa Sarangan dan menjadi mata pencaharian mereka. Telaga Sarangan tidak hanya berkah bagi warga Desa Sarangan saja, tetapi desa lain di Kecamatan Plaosan juga ikut merasakannya.

Untuk mensyukuri nikmat tersebut, warga desa setempat menyelenggarakan tradisi tahunan yang diberi nama bersih desa di kawasan Telaga Sarangan. Acara bersih desa ini diselenggarakan setahun sekali pada hari Jumat Pon bulan Ruwah.

Advertisement

Untuk mensyukuri nikmat tersebut, warga desa setempat menyelenggarakan tradisi tahunan yang diberi nama bersih desa di kawasan Telaga Sarangan. Acara bersih desa ini diselenggarakan setahun sekali pada hari Jumat Pon bulan Ruwah.

Dalam tradisi itu, warga Desa Sarangan berduyun-duyun menuju ke telaga dengan membawa makanan berupa nasi tumpeng beserta ingkung dan sayurannya. Makanan tersebut kemudian diletakkan di pinggir telaga untuk didoakan oleh sesepuh desa itu.

Perangkat Desa Sarangan, Sunarto, mengatakan bersih desa merupakan tradisi masyarakat Sarangan yang diperkiran sudah berusia ratusan tahun lalu. Tradisi ini hanya digelar sekali dalam setahun yaitu setiap Jumat Pon bulan Ruwah dan tahun 2017 diselenggarakan pada Jumat (28/4/2017).

Advertisement

“Sebagian besar warga Desa Sarangan menggantungkan hidup dan mencari nafkah di sektor pariwisata dan di Telaga Sarangan,” ujar dia kepada Madiunpos.com, Jumat.

Dalam upacara bersih desa, kata Sunarto, ada prosesi larung makanan ke Telaga Sarangan. Jadi warga yang datang ke lokasi upacara dengan membawa makanan berupa tumpeng dan ingkung harus mengambil bagian atas tumpeng dan kaki atau kepala ayam. Serta diberi sayuran sedikit. Setelah itu makanan tersebut dilemparkan ke telaga.

Pembuangan cakar atau kaki ayam dan pucuk nasi tumpeng disimbolkan sebagai bentuk membuang kesialan dan dijauhkan dari bahaya. Selain itu, warga juga berdoa untuk selalu diberi kelapangan rezeki.

Advertisement

“Itu makna yang terkandung dalam tradisi pembuangan cakar dan pucuk nasi tumpeng ke telaga,” ujar dia.

Sunarto menyampaikan kegiatan tradisi ini juga diharapkan bisa menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Telaga Sarangan. Karena dalam acara tersebut juga ada pementasan kesenian rakyat.

Warga Desa Sarangan, Marto Sarkon, 70, mengaku setiap tahun mengikuti tradisi ini. Menurut dia, acara tradisi ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur karena telah diwarisi Telaga Sarangan.

Advertisement

“Kalau pada waktu hari libur, biasanya saya jualan di Telaga Sarangan. Soalnya kalau liburan pengunjung semakin banyak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif