Soloraya
Jumat, 28 April 2017 - 16:35 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Irigasi Ambrol, 150 Ha Sawah Karanggede Terancam Kekeringan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanggul saluran irigasi di Desa Sobokerto, Ngemplak, di samping Talang Tawangsari, ambrol sejak beberapa hari terakhir. Foto diambil Selasa (25/4/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali, 150 hektare sawah di Karanggede Terancam Kekeringan karena irigasi ambrol.

Solopos.com, BOYOLALI — Lahan pertanian seluas 150 hektare (ha) di Desa Sendang, Kecamatan Karanggede, Boyolali, terancam kekeringan. Penyebabnya, satu-satunya saluran irigasi di sana ambrol akibat hujan yang masih kerap turun dalam beberapa bulan terakhir.

Advertisement

Kepala Desa Sendang, Sukimin, mengatakan kerusakan terparah di saluran irigasi Bopongan, Desa Sendang. Kerusakannya mencapai hampir 500 meter, baik yang retak-retak, ambles, hingga putus total.

Saluran irigasi Bopongan, menurut Sukimin, merupakan satu-satunya tumpuan petani untuk mengaliri area pertanian mereka. Airnya berasaldari Kali Serang. Rusaknya saluran irigasi ini menjadi ancaman serius bagi lahan pertanian di Desa Sendang.

Advertisement

Saluran irigasi Bopongan, menurut Sukimin, merupakan satu-satunya tumpuan petani untuk mengaliri area pertanian mereka. Airnya berasaldari Kali Serang. Rusaknya saluran irigasi ini menjadi ancaman serius bagi lahan pertanian di Desa Sendang.

Hampir 75% lahan pertanian di Sendang bergantung pada pasokan air dari saluran irigasi itu. “Sedikitnya ada 75% lahan pertanian di Desa Sendang menggantungkan air dari saluran Bopongan. Ini menjadi kabar buruk bagi para petani di desa kami,” ujar Sukimin kepada Solopos.com, Jumat (28/4/2017).

Menurut Sukimin, ambrolnya saluran irigasi Bopongan terjadi dua-hingga tiga bulan lalu. Kerusakan itu diduga karena usia bangunan yang sudah tua. Selain itu, intensitas hujan yang turun deras dalam beberapa bulan terakhir ditengarai membuat proses kerusakan saluran irigasi kian cepat.

Advertisement

Sukimin juga telah melaporkan kerusakan saluran irigasi itu ke Pemkab Boyolali. Harapannya, ada bantuan perbaikan saluran irigasi yang sangat vital itu.

“Alhamdulillah sudah dijanjikan mendapatkan bantuan, namun baru dijanjikan Rp100 juta. Padahal, kebutuhan perbaikan saluran irigasi sepanjang 500 meter itu, setidaknya membutuhkan anggaran hampir setengah miliar rupiah,” jelasnya.

Sebelumnya, kasus serupa juga menimpa lahan pertanian di Kecamatan Ngemplak. Tanggul saluran irigasi di Desa Sobokerto, tepatnya di samping Talang Tawangsari, ambrol sejak beberapa hari terakhir.

Advertisement

Hal itu memicu terjadinya kebocoran air di sepanjang areal persawahan dari Waduk Cengklik. Tanggul yang ambrol itu selebar empat meteran. Ambrolnya tanggul itu membuat air untuk pengairan sawah dari Waduk Cengklik bocor.

Sejumlah petani memasang karung berisi pasir untuk menutup tanggul yang jebol. Menurut Ketua Gabungan Perhimpunan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri Boyolali, Samidi, ambrolnya tanggul tersebut karena diguyur hujan cukup lebat dalam beberapa bulan terakhir.

“Kalau untuk membangun kembali, anggaran Rp200 juta bisa habis. Untuk sementara, petani memasang pasir dalam karung di lokasi kebocoran agar air dari waduk tak terbuang sia-sia,” paparnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif