Soloraya
Jumat, 28 April 2017 - 19:15 WIB

HARI TARI DUNIA 2017 : 3 Penari Ditantang Menari 24 jam, Pemkot akan Deklarasikan Solo Menari

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Hari Tari Dunia 2017 dimeriahkan dengan pertunjukan tari selama 24 jam.

Solopos.com, SOLO — Perayaan Hari Tari Dunia (HTD) di Kota Solo diselenggarakan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Dinas Kebudayaan di lokasi berbeda.

Advertisement

ISI Solo menyambut HTD selama 24 jam mulai pukul 06.00 WIB Sabtu (29/4/2017) hingga Minggu (30/4/2017) pagi, yang bakal ditutup dengan orasi budaya oleh Prof. Dr. Muji Sutrisno, S.J.

Tiga penari muda asal Solo, Yogyakarta, dan Bandung bakal menyelesaikan tantangan menari selama 24 jam ditemani sedikitnya 3.700 penari se-Indonesia. Disusul tiga maestro I Nyoman Cahya asal Bali, Rusini Solo, dan Slamet Santosa Magelang yang dijadwalkan turut memeriahkan perhelatan akbar ke-11 tersebut.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kemeriahan HTD tak akan ditemui di pusat keramaian kota seperti mal ataupun bandara.

Advertisement

Di luar kompleks ISI, peringatan hari tari hanya digelar di kawasan Ngarsopuro oleh Dinas Kebudayaan Solo. Pembukaan Hari Tari yang mereka namai Solo Menari tersebut dimulai pukul 08.00 WIB dengan penampilan 250 penari gambyong dari sanggar-sanggar dan guru tari di Solo.

Kepala Dinas Kebudayaan Sis Ismiyati saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/4/2017), mengatakan Pemkot Solo berencana menggelar deklarasi Solo Menari bersamaan dengan pembukaan HTD di kompleks Ngarsopura, Sabtu pagi. Deklarasi yang ia klaim sebagai bentuk aklamasi kegiatan Solo menari tersebut dihadiri Wali Kota Solo, perwakilan DPRD, dan beberapa budayawan.

“Sebelumnya kan hanya peringatan Hari Tari Dunia, tahun ini kami akan mendeklarasikan Solo Menari. Kalau selama ini kan belum ada deklarasi yang secara aklamasi,” tambah Ismiyati.

Advertisement

Setelah pembukaan, acara kembali dimulai pukul 19.00 WIB di kompleks Pamedan Mangkunegaran. Penampil selama pentas malam didatangkan dari berbagai sanggar wilayah Soloraya, Banyumas, Jakarta, dan Lampung.

Berbagai tarian tradisi dan kontemporer disuguhkan dengan iringan live musik gamelan. Sementara pada saat bersamaan penari juga bakal memerahkan area Ngarsopuro pada Sabtu malam.

“Pemkot Solo dengan ISI tahun ini tetap bersinergi seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya kami menyelenggarakan kegiatan dengan konsep masing-masing. Beberapa kelompok tari yang tidak ditampung di ISI kami tampung untuk memeriahkan acara di area Mangkunegaran,” kata Ismiyati saat ditanya soal ketidakseragaman peringatan hari tari antara Pemkot Solo dengan ISI tahun ini.

Sebelumnya Ketua Panitia HTD ISI Dwi Wahyudiarto dalam jumpa pers mengatakan mereka memang hanya fokus menggarap peringatan di kompleks kampus. Sementara seremonial di luar area ISI Solo berada di bawah tanggung jawab Pemkot Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif