News
Kamis, 27 April 2017 - 09:30 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Terdampak Pilar, Pedagang Pasar Klewer Tuntut Kompensasi

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 27 April 2017.

Berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini membahas tentang tuntutan kompensasi dari pedagang Pasar Klewer.

Solopos.com, SOLO – Pedagang di Pasar Klewer yang kiosnya terdampak pilar bangunan menuntut kompensasi dari Pemkot Solo. Para pedagang merasa aktivitas jual beli menjadi tergangu karena pilar yang menutupi beberapa area kios. Bahkan ada kios yang bagian tengahnya terdapat pilar.

Advertisement

Berita mengenai tuntutan pedagang Pasar Klewet terdampak pilar bangunan itu menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos, Kamis (27/4/2017). Selain itu ada berita tentang konflik keraton, berita tentang penanganan inflasi menjelang ramadan dan lebaran, serta berita tentang simulasi bencana yang diselenggarakan di Alun-Alun Kidul Boyolali.

Simak cuplikan berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos, edisi Kamis 27 April 2017;

PASAR KLEWER: Terdampak Pilar, Pedagang Tuntut Kompensasi

Advertisement

Pedagang Pasar Klewer yang lokasi kiosnya terdampak pilar bangunan pasar menuntut kompensasi kepada Pemkot Solo. Selain membuat luas kios menyempit, pilar tersebut dinilai berpengaruh pada aktivitas berjualan pedagang.

Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) mencatat terdapat 67 kios terdampak pilar. Pejabat Humas HPPK, Kusbani, berharap ada solusi  dari persoalan tersebut. Tuntutan pedagang ini dinilai logis mengingat keberadaan pilar sangat merugikan pedagang. Terlebih bagi pemilik kios yang di tengahnya terdapat pilar.

“Kami sudah laporkan kepada Dinas Perdagangan dan Wali Kota soal kios terdampak pilar. Kami minta win-win solution-lah,” katanya ketika berbincang dengan wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (26/4/2017).

Pedagang menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkot untuk mencarikan solusi terkait kios terdampak pilar. Apakah akan diberikan kios pengganti atau kompensasi lain. Pedagang menginginkan agar kompensasi bisa diberikan secepatnya. Pedagang tidak ingin keberadaan pilar mengganggu operasional jualan pedagang.

Advertisement

Simak selengkapnya http://epaper.solopos.com

KONFLIK KERATON: Dewan Adat Cabut Laporan Perusakan Cagar Budaya

Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo mencabut laporan perusakan cagar budaya di Polresta Solo, Selasa (25/4/2017). Pencabutan laporan itu demi mematuhi perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anggota Lembaga Hukum Keraton Solo, Arif Sahudi, mengatakan LDA melalui K.P. Eddy Wirabumi melaporkan Paku Buwono (PB) XIII ke Polresta Solo pada 3 April lalu terkait dugaan perusakan cagar budaya di Keraton Solo. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan tim penyidik Polresta Solo.

Advertisement

“Kami melaporkan Sinuhun [PB XIII] ke Polresta Solo karena membongkar paksa pagar pembatas di dalam Keraton Solo,” ujar Arif kepada wartawan di Mapolresta Solo, Rabu (26/4/2017).

Arif mengatakan laporan tersebut dicabut oleh Eddy sendiri setelah acara Tingalan Jumenengan selesai. LDA memegang komitmen mematuhi Keputusan Presiden (Kepres) No. 23/1988 tentang Status dan Pengelolaan Keraton Solo, UU No. 11/2010 tentang cagar Budaya dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 430-2933 tahun 2017 tentang Penetapan Status dan Pengelolaan Keraton Solo.

“Kami tidak ingin dinilai melanggar keputusan presiden jika terus memaksakan diri dalam kasus ini,” kata dia.

Simak selengkapnya http://epaper.solopos.com

Advertisement

KOMODITAS PANGAN: TPID Waspadai Inflasi Ramadan dan Lebaran

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Se-Soloraya berencana mengadakan pasar murah  untuk menekan inflasi yang biasa terjadi pada Ramadan dan Lebaran.

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, menyampaikan pada setiap peringatan hari besar keagamaan, inflasi selalu meningkat. Pada 2015, inflasi saat Ramadan 0,53% naik menjadi 0,96% saat Lebaran. Begitu juga pada 2016 yang naik menjadi 0,62% di Lebaran dari 0,22% saat Ramadan.

Berdasarkan hasil high level meeting [HLM] TPID Soloraya, disepakati akan ada rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengantisipasi kenaikan infl asi. Rencana itu disesuaikan kondisi masing-masing daerah dan program lima K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi, serta koordinasi dan kerja sama.

Pembahasan kali ini lebih menekankan upaya jangka pendek, yakni mempertahankan inflasi tidak tinggi pada Ramadan dan Lebaran. Masing-masing daerah memiliki rencana mengadakan pasar murah, sidak pasar, serta sosialisasi belanja bijak dengan menggandeng ulama,” ungkap Bandoe saat ditemui wartawan di Gedung Bank Indonesia (BI) Solo, Rabu (26/4/2017).

Dia mengatakan TPID bersama aparat penegak hukum akan menggelar inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar untuk mencegah adanya pihak yang memanfaatkan momen untuk menaikkan harga. Focus group discussion (FGD) bersama distributor dan pedagang besar juga akan dilakukan untuk memantau pergerakan harga. Untuk mengendalikan harga, TPID akan menggelar pasar murah terutama untuk komoditas penyumbang inflasi dan pembagian sembako gratis.

Advertisement

Simak selengkapnya http://epaper.solopos.com

SIMULASI BENCANA: Ketika Awan Panas Merapi Menuju Barat Laut

Dalam beberapa hari terakhir, wilayah Kecamatan Boyolali Kota, Kabupaten Boyolali, tak diguyur hujan. Cuaca panas membuat hamparan tanah menjadi kering. Tak terkecuali di Alun-Alun Kidul Boyolali. Permukaan tanah dipenuhi butiran debu yang mudah terbang terbawa angin.

Apalagi ketika entakan sepatu dan derap langkah 1.400-an orang di alun-alun itu beradu dengan tanah, membuat udara alun-alun sangat berdebu.

Tetapi bagi para peserta simulasi penanggulangan bencana letusan Merapi, Rabu (26/4) itu, debu tak melunturkan semangat mereka. Para peserta memainkan peran masing-masing meski debu yang beterbangan membuat gatal tenggerokan.

Seperti para siswa yang berperan sebagai korban letusan Merapi, mereka tak ragu untuk beguling telentang atau menelungkup memeluk tanah. Mereka tidak terlihat canggung menunggu pemberi bantuan datang menyelamatkan mereka.

Kendaraan penyelamat mulai berdatangan, membuat debu semakin tebal. Sementara peserta simulasi terlihat tetap menjalankan peran. Hingga beberapa saat kemudian dua unit kendaraan pemadam kebakaran (damkar) menyemprotkan air. Seketika, debu yang mengepul mulai terhalau oleh embusan air, dan tanah pun menjadi basah.

Simak selengkapnya http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif