Jogja
Kamis, 27 April 2017 - 13:55 WIB

Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara, Alat Musik Bisa Langsung Dinikmati lewat Ponsel

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran alat musik tradisional nusantara digelar di Museum Sonobudoyo pada 26 April sampai 5 Mei mendatang. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Pameran alat musik tradisional nusantara digelar di Museum Sonobudoyo pada 26 April sampai 5 Mei mendatang

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Ada yang berbeda dalam pameran alat musik tradisional nusantara yang digelar di Museum Sonobudoyo pada 26 April sampai 5 Mei mendatang. sebagian besar alat musik yang dipamerkan dilengkapi dengan barkode yang bisa diunduh melalui smartphone atau telepon pintar, kemudian didengarkan langsung di lokasi.

Panitia pameran menghadirkan 200an lebih alat musik tradisional dari 31 provinsi se-Indonesia ke Museum Sonobudoyo. Pameran yang rutin digelar setiap tahun secara bergantian di museum negeri ini tidak hanya menyajikan alat musik. Pengunjung bisa mendengarkan langsung setiap alat musik tersebut melalui ponsel.

“Kita sediakan 11 gadget dan 90 headset,” kata Kepala Museum Sonobudoyo, Riharyani.

Advertisement

Ponsel pintar dipegang oleh pemandu yang mengenakan batik biru, pengunjung tinggal meminjamnya. Namun ponsel pintar biasa yang dibawa pengunjung pun bisa digunakan. Hanya, caranya harus mengunduh terlebih dahulu aplikasinya di www.tetabuhan.sonobudiyo.com .

Setelah ada aplikasinya, pengunjung langsung memotret barkode yang ada di setiap alat musik yang dipamerkan, lalu mainkan. Maka alat musik akan diketahui bunyi sekaligus cara memainkannya melalui video yang telah diunduh.

Dari dua ratusan alat musik yang dipamerkan, empat di antaranya berasal dari DIY, yakni Rinding Gureng dari Gunungkidul, Krumpyung dari Kulonprogo, dan dua lainnya merupakan master piece koleksi Sonobudoyo, yakni Gamelan Megamendung Cirebon peninggalan Java Indische sejak abad ke-19 dan Gamelan pasangan Kyai dan Nyai Riris Manis yang dibuat pada masa Sultan Hamengku Buwono VI.

Advertisement

Alat musik Kyai dan Nyai Riris Manis ini terdiri dari gong, kempul, kendang, bedug, bonang, sarong demung, saron barung, saron peking, gambang, kenong dan ketuk, dan gender.

Sementara Gamelan Megamendung merupakan ragam hias khas Cirebon pada abad 19, alat musik tersebut memang dibawa oleh putri dari Kraton Kasepuhan Cirebon yang menikah dengan bangsawan Kraton Jogja.

Kedua master piece ini selama ini selalu tersimpan di Museum Sonobudoyo dan bisa dilihat oleh masyarakat di museum tersebut di pendopo sisi barat. “Kedua Gamelan ini sampai sekarang masih bisa ditabuh,” ujar Riharyani.

Beberapa daerah lain juga menampilkan koleksi museumnya seperti terompet besar dari Sumatera Utara, Angklung dari Jawa Timur, Tifa dari Maluku, Sasando dari Nusa Tenggara Timur, dan dari daerah lainnya. Riharyani berharap pameran secara gratis ini dapat ningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat untuk cintai museum dengan segala koleksi dan nilai filosofi di dalamnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif