Jogja
Rabu, 26 April 2017 - 09:52 WIB

Toilet Bawah tanah di Malioboro akan Dilengkapi Eskalator untuk Difabel

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembangunan toilet bawah tanah di depan Gedung BI kawasan titik nol kilometer, Kota Jogja, Selasa (25/4/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Proyek pembangunan toilet bawah tanah di depan Gedung Bank Indonesia kawasan titik nol kilometer memasuki tahap pembuatan pondasi bangunan dasar

Harianjogja.com, JOGJA – Proyek pembangunan toilet bawah tanah di depan Gedung Bank Indonesia kawasan titik nol kilometer memasuki tahap pembuatan pondasi bangunan dasar. Guna memudahkan akses bagi penyandang disabilitas, bangunan akan dilengkapi dengan eskalator menuju ruang bawah tanah memasuki toilet.

Advertisement

Pantauan Harianjogja.com, para pekerja proyek tengah membuat pondasi beton di kedalaman lima meter di bagian barat. Bangunan tersebut berbentuk huruf L memanjang dari barat ke timur. Posisi bangunan akan lebih luas di sebelah barat. Panjang total sekitar 42 meter. Sedangkan lebarnya ada dua bagian, sisi timur sekitar lima meter dan sisi barat sekitar tujuh meter.

Koordinator Pelaksana Lapangan PT Soyuren Indonesia Wintawan Alka Putranto menjelaskan, sesuai dengan perencanaan, toilet akan berada di kedalaman lima meter dengan jumlah kamar toilet 20 pintu.

Rinciannya terdiri atas 12 untuk pria yang terbagi dalam enam toilet terletak di sayap paling barat menghadap ke timur, tiga toilet menghadap ke barat dan tiga lagi ke arah utara. Kemudian bagian tengah berupa ruang laktasi menghadap ke selatan, dua toilet bagi penyandang disabilitas menghadap ke timur.

Advertisement

“Kemudian enam toilet wanita di sisi timur menghadap ke utara,” ungkapnya saat ditemui di lokasi proyek, Selasa (25/4/2017).

Sebelumnya, Wintawan mengatakan pembangunan toilet itu menggunakan teknologi ramah lingkungan. Menggunakan bakteri pengurai, limbah dari urinoir dan water closed (WC) akan ditampung dalam IPAL. Limbah dari wastafel akan dimasukkan ke bak penampungan. Dua tampungan ini dipastikan akan menjadi sumber pengolahan limbah menggunakan sistem mechanical dan electrical (ME) IPAL. Limbah itu akan dijernihkan sehingga air bisa dimanfaatkan kembali seperti untuk menyiram tanaman.

Sesuai perencanaan, kata Wintaman, pintu masuk berada di sisi barat, menggunakan tangga masuk turunan hanya akses manual biasa. Akantetapi, dengan adanya dua toilet bagi penyandang disabilitas, maka pihaknya turut mengusulkan akses tangga berbeda yang menyerupai eskalator.

Advertisement

Posisi eskalator itu akan dipasang berdekatan dengan tangga manual. Adapun tangga tersebut berposisi tepat berada di atas bangunan toilet pria. “Sebenarnya sejenis eskalator itu tidak ada [di perencanaan], tetapi kami mengusulkan, dan ini persetujuan [dari Dinas PUP-ESDM] sudah 75% [akan ditambah eskalator],” imbuh dia kemarin.

Pembangunan ditargetkan selesai pada Nopember 2017 mendatang. Ia memastikan, jika pembangunan telah selesai, bagian atas bangunan dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) seperti sediakala. Hanya butuh beberapa meter persegi saja untuk dipakai sebagai pintu masuk menuju ruang bawah tanah.

“Kendalanya cuaca, kalau hujan air masuk. Kemudian ruangnya sempit sehingga mobilitas alat sangat terbatas, jadi kami pakai sistem prioritas pengerjaan,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif