Soloraya
Rabu, 26 April 2017 - 17:35 WIB

LALU LINTAS SOLO : Jl. Setia Budi Gilingan Ditutup Hingga 14 Juni 2017, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Akses menuju Jl. Dr. Setia Budi dari arah Jl. Letjend. S. Parman ditutup karena ada proyek peningkatan jalan, Rabu (26/4/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, Jl. Setia Budi, Gilingan, Banjarsari, bakal ditutup untuk perbaikan.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menutup akses masuk Jl. Dr. Setia Budi dari arah Jl. Letjend S. Parman selama 50 hari mulai Rabu (26/4/2017) hingga Rabu (14/6/2017) mendatang.

Advertisement

Kasi Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, mengatakan penutupan Jl. Dr. Setia Budi menyusul adanya pengerjaan proyek peningkatan jalan tersebut oleh Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Kota (DPUPR) Solo. Dia menyampaikan penutupan jalan menuju pintu masuk belakang Terminal Tirtonadi itu cukup lama ada proyek pembangunan jalan beton semen (rigid pavement).

“Dilakukan penutupan jalan menyusul adanya kegiatan Dinas PUPR berupa pengecoran rigid beton di Jl. Dr. Setia Budi. Penutupan dilakukan mulai hari ini [Rabu] pukul 09.00 WIB sampai nanti pada 14 Juni 2017. Penutupan jalan cukup lama karena proyek yang dikerjakan bukan sebatas pengaspalan, tapi pembangunan rigid cor beton,” kata Ari saat diwawancarai Solopos.com, Rabu.

Ari menuturkan penutupan Jl. Dr. Setiabudi dari Jl. Letjend. S. Parman berlandaskan juga pada hasil kesepakatan rapat dan sosialisasi kepada Lurah Gilingan, pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gilingan, Satlantas Polresta Solo, dan undangan dari pihak lain pada pekan lalu. Dishub berharap pengerjaan pembangunan jalan tersebut bisa selesai tepat waktu sehingga saat arus mudik mulai H-10 Lebaran bisa dilalui kendaraan.

Advertisement

“Masyarakat setempat jika mau ke arah Jl. Dr. Setia Budi yang tertutup masih bisa lewat jalan kampung yang aksesnya juga tersedia di Jl. Letjend S. Parman. Sedangkan masyarakat umum yang ingin masuk terminal lewat pintu belakang, kami sarankan memutar lewat jalan di barat terminal. Jadi kendaraan di Jl. S. Parman dari arah selatan yang akan masuk ke pintu belakang terminal harus lurus dulu ke Jl. Ahmad Yani kemudian belok kiri sampai di jalan barat terminal,” jelas Ari.

Sementara itu, kendaraan di Jl. Dr. Setia Budi dari arah timur ke barat yang akan menuju Jl. S. Parman, bisa berbelok lewat Jl. Tagore di timur Terminal Tirtonadi. Ari menjelaskan bus dari terminal yang biasanya keluar melewati Jl. Dr. Setia Budi juga harus dialihkan selama proyek peningkatan jalan tersebut.

Bus dari terminal keluar Jl. Tagore tidak boleh belok kanan menuju Jl. Setia Budi. Setelah keluar terminal, bus maupun angkuta harus belok kiri ke APILL terminal kemudian menyusuri Jl. Ahmad Yani.

Advertisement

Setibanya di APILL Gilingan, bus AC dengan ketinggian lebih dari 3,4 meter khususnya, harus belok lagi ke kanan menuju Jl. Letjend. S. Parman. “Jl. Tagore tetap satu arah dari selatan ke utara. Bus AC yang keluar dari terminal setelah sampai di APILL Gilingan mesti belok ke kanan menuju Jl. Letjend. S. Parman. Bus dengan ketinggian lebih dari 3,4 meter tidak diperkenankan lurus menyusuri Jl. Ahmad Yani karena ada viaduct Gilingan,” jelas Ari.

Ari berharap masyarakat bisa memaklumi kebijakan rekayasa lalu lintas tersebut. Pengurus LPMK Gilingan, Bambang Surono, mengaku belum mendapat informasi detail terkait penututan akses Jl. Dr. Setia Budi dari arah Jl. Letjend. S. Parman. Dia mengira keberadaan alat berat yang sudah mulai mengeruk aspal di Jl. Dr. Setia Budi itu untuk proyek pemasangan pipa.

Bambang menyakini warga Gilingan tidak keberatan dengan penutupan jalan tersebut. Hanya dia mengusulkan agar pemerintah menyediakan rambu petunjuk rekayasa lalu lintas supaya tidak membingungkan masyarakat luar Gilingan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif