Soloraya
Selasa, 25 April 2017 - 23:35 WIB

INDUSTRI SUKOHARJO : Angkat Pamor Rotan, Ini yang Dilakukan Pengrajin Trangsan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pengrajin rotan mengecat kursi rotan di sentra industri rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Selasa (25/4/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Industri Sukoharjo, para pengrajin di Trangsan berusaha mengangkat kembali pamor rotan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Suryanto, 38, mengangkat kursi rotan warna putih di pojok ruangan. Dia bergegas memindahkan kursi rotan itu ke bagian tengah ruangan.

Advertisement

Kursi itu ditata rapi berjejer dengan tiga kursi lainnya. Sebuah meja setinggi 60 sentimeter berada di tengah empat kursi yang berjejer rapi.

Mebel rotan itu tengah dipamerkan dalam bazar Grebeg Penjalin 2017 di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Mayoritas pengrajin rotan di Desa Trangsan turut berpartisipasi meramaikan bazar mebel rotan.

Advertisement

Mebel rotan itu tengah dipamerkan dalam bazar Grebeg Penjalin 2017 di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak. Mayoritas pengrajin rotan di Desa Trangsan turut berpartisipasi meramaikan bazar mebel rotan.

Mereka mengandalkan produksi kerajinan rotan untuk mendapat penghasilan setiap bulan. Era 1990-an merupakan masa kejayaan para pengrajin rotan. Mereka kebanjiran order baik lokal maupun mancanegara.

Biasanya, order lokal dari hotel, kafe, atau restoran yang ingin menambah kenyamanan pengunjung dengan fasilitas mebel cantik. Sementara order dari luar negeri antara lain dari Arab Saudi, Australia, Tiongkok, Belanda, hingga negara-negara di Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina.

Advertisement

Lambat laun, order kerajinan rotan berkurang secara perlahan. Permintaan order ari luar negeri tak sebanyak pada era 1990-an.

Hal ini dipengaruhi membanjirnya kerajinan rotan sintetis asal Vietnam dan Tiongkok yang membanjiri pasar domestik. Harga kerajinan rotan sintetis lebih murah dibanding kerajinan rotan alami.

Imbasnya, ratusan pengrajin rotan gulung tikar dan beralih pekerjaan menjadi buruh atau pedagang. “Sekarang jumlah pengrajin rotan hanya sekitar 150 orang. Sebagian pengrajin rotan gulung tikar lantaran minimnya order dari luar negeri. Saat itu, sekitar 95 permintaan order berasal dari Eropa dan Amerika,” tutur dia.

Advertisement

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Trangsan ini menjelaskan kini industri rotan dalam negeri harus bersaing ketat dengan kerajinan rotan sintetis. Para pengrajin akhirnya mengusung isu lingkungan hidup untuk mengangkat kembali pamor kerajinan rotan alami.

Bahan baku rotan alami sangat ramah lingkungan dan tak menimbulkan efek kesehatan bagi manusia. Sementara rotan sintetis yang terbuat dari plastik mempunyai dampak lingkungan maupun kesehatan.

“Kami selalu mengampanyekan isu-isu lingkungan hidup saat ada buyer yang tengah melihat produk rotan. Tumbuhan rotan bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat,” papar dia.

Advertisement

Selain isu lingkungan hidup, para pengrajin rotan harus selalu aktif menambah pengetahuan baik dalam hal bisnis, produksi, desain, pemasaran, dan kecenderungan selera konsumen. Mereka dituntut selalu berinovasi dalam menciptakan desain mebel rotan yang menjadi tren.

Dengan inovasi itu bakal menciptakan desain mebel rotan modern dan sesuai selera pangsa pasar. Para pengrajin rotan kerap mengikuti berbagai pelatihan mengenai desain dan pemasaran.

“Kami mendorong agar para pengrajin rotan mampu menciptakan desain baru sesuai selera konsumen. Saya yakin produk rotan alami mampu bersaing dengan rotan sintetis pada pasar ekspor,” timpal Ketua cluster industri rotan Desa Trangsan, Mujiman.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelbangda) Sukoharjo, Tri Murwani, mengungkapkan telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sentra industri rotan di Desa Trangsan. Biro perjalanan wisata bakal dilibatkan untuk menawarkan paket wisata kepada para wisatawan mancanegara maupun domestik.

Para wisatawan bisa berkeliling melihat langsung proses produksi rotan. “Kami berharap para wisatawan mancanegara yang mengunjungi desa wisata Trangsan menjadi calon buyer rotan. Sehingga rotan alami kembali diminati buyer luar negeri yang selama ini menjadi pasar utama ekspor rotan,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif