News
Senin, 24 April 2017 - 17:00 WIB

Muhammadiyah Jatim Tetapkan 1 Ramadan & 1 Syawal 2017, Puasa 29 Hari

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengamatan Hilal (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Muhammadiyah Jatim menetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal 2017. Tahun ini, puasa Ramadan sepanjang 29 hari.

Solopos.com, SURABAYA — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sudah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1438 Hijriyah jatuh pada Sabtu (27/5/2017).

Advertisement

“Sesuai sistem hisab yang sudah dilakukan Muhammadiyah, awal puasa tahun ini pada 27 Mei mendatang,” kata Wakil Ketua PWM Jawa Timur Nadjib Hamid ketika memberikan konfirmasi di Surabaya, Senin (24/4/2017).

Menurut hisab Haqiqi Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah, ijtimak atau saat berakhirnya bulan menjelang Ramadhan terjadi pada Jumat (26/5/2017) pukul 02.46.53 WIB dengan tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta +08 derajat 01 58 (hilal sudah wujud).

“Di seluruh wilayah Indonesia, pada saat terbenam matahari posisi rembulan atau bulan sabit berada di atas ufuk sehingga 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh keesokan harinya,” kata dia.

Advertisement

Ia menambahkan umat Islam Indonesia bisa memulai salat tarawih pada Jumat (26/5/2017) malam. Sementara itu, ijtimak menjelang Syawal tahun ini terjadi pada Sabtu (24/6/2017) pukul 09.33.12 WIB menurut perhitungan Muhammadiyah.

Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Jogja adalah 3 derajat 46 menit 31 detik. Artinya hilal sudah wujud dan posisi rembulan sudah berada di atas ufuk di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari.

“Sehingga 1 Syawal 1438 H atau Idul Fitri jatuh pada Ahad, 25 Juni 2017,” kata mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur tersebut. Dengan demikian, menurut dia, umat Islam di Indonesia hanya berpuasa 29 hari Ramadan tahun ini.

Advertisement

Sejak Muktamar Jakarta pada tahun 2000, Muhammadiyah memutuskan menggunakan sistem Hisab Haqiqi dengan kriteria Wujudul Hilal dan Mathla’ Nasional, yang kemudian disempurnakan dalam Musyawarah Nasional Tarjih ke-26 di Padang (2003). Menurut Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah, bulan baru Qamariyah terjadi jika memenuhi tiga kriteria sekaligus, yaitu telah terjadi ijtimak, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan posisi hilal atau bulan sabit tanda bulan baru di atas ufuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif