Soloraya
Senin, 24 April 2017 - 23:15 WIB

BENCANA WONOGIRI : Kerugian Akibat Bencana Sepanjang 2016 Capai Rp7 Miliar Lebih

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, bekerja bakti di lokasi rumah warga yang rusak akibat terkena longsor di desa setempat, Senin (3/4/2017). (Istimewa)

Bencana Wonogiri, sepanjang 2016 terjadi 249 peristiwa bencana di Kabupaten Gaplek.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 249 peristiwa bencana alam terjadi selama 2016. Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material senilai lebih dari Rp7 miliar.

Advertisement

Data itu menjadi salah satu poin dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Wonogiri 2016 yang disampaikan Bupati, Joko Sutopo, pada Rapat Paripurna di Kantor DPRD Wonogiri, Jumat (21/4/2017). Berdasar salinan Nota LKPJ 2016 yang diperoleh Solopos.com, bencana alam yang terjadi meliputi 119 kejadian longsor, 30 banjir, 68 angin topan, 21 kebakaran, dan 11 tanah bergerak baik yang tidak menimbulkan kerusakan maupun yang menimbulkan kerusakan.

Bencana tersebut menimbulkan kerugian kurang lebih Rp7,558 miliar. Sedangkan korban yang terkena dampak bencana sebanyak 595 keluarga.

Advertisement

Bencana tersebut menimbulkan kerugian kurang lebih Rp7,558 miliar. Sedangkan korban yang terkena dampak bencana sebanyak 595 keluarga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri melakukan beberapa upaya penanganan, seperti pemberian bahan makanan bagi korban, mitigasi bencana atau upaya untuk mengurangi risiko bencana, menangani wilayah rawan kekeringan, dan memperbaiki rumah terkena dampak. Langkah-langkah itu menyedot anggaran senilai Rp4,046 miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (24/4/2017), menginformasikan bencana alam selama 2016 lebih banyak dibanding 2015. Namun, dia lupa jumlah kejadian bencana pada 2015.

Advertisement

Selain itu ketidakseimbangan alam mengakibatkan terjadinya angin ribut atau puting beliung. Jumlah bencana itu terbanyak kedua setelah tanah longsor.

Bencana alam terjadi di seluruh wilayah yang berjumlah 25 kecamatan. Hal itu lantaran potensi bencana, terutama tanah longsor terdapat di semua kecamatan. Kondisi tersebut tak terlepas dari geografis Wonogiri yang terdiri atas pegunungan.

Permukiman warga dan jalan banyak terdapat di kawasan pegunungan. Alhasil, tanah longsor tak jarang merusak rumah dan menutup jalan.

Advertisement

“Tidak ada korban jiwa pada 2016 maupun 2015. Hal itu menunjukkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat tinggi. Pada tahun ini kami terus mengedukasi masyarakat untuk mengurangi risiko bencana,” kata Bambang.

Upaya itu seperti berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan hingga warga yang wilayahnya berpotensi terjadi bencana, seperti Purwantoro. Di kecamatan itu terdapat tanah bergerak yang sangat berpotensi menimbulkan tanah longsor.

Rekahan tanah terdapat di ratusan lokasi dan panjangnya mencapai 400 meter. Bencana tanah longsor teranyar terjadi di Dusun Gudang RT 003/RW 002, Genengharjo, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (23/4/2017) dini hari.

Advertisement

Empat rumah terkena longsoran namun tidak mengakibatkan kerusakan. Bencana serupa terjadi di Karangtengah dan Batuwarno, awal April lalu. Sebanyak 10 orang mengungsi karena rumah mereka rusak berat akibat terkena material longsor.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif