Wisata Wonogiri, kawasan wisata Watu Cenik menawarkan keindahan matahari terbit.
Solopos.com, WONOGIRI — Semburat sinar berwarna jingga terpancar dari arah timur. Di sisi utara cahaya itu tampak Gunung Lawu menjulang tinggi dengan gagahnya.
Sementara di depan sinar itu terlihat lautan kabut membungkus wilayah Wonogiri bagian timur. Suara kokok ayam dan kicauan burung di bawah objek wisata Watu Cenik, Desa Sendang, Wonogiri, memecah keheningan Kamis (20/4/2017) pagi itu.
Pelan-pelan, matahari mulai naik dari peraduannya. Sinar jingga itu semakin terang. Perairan Waduk Gakah Mungkur (WGM) melaksanakan tugasnya dengan baik memantulkan cahaya keemasan. Kemegahan sinar jingga dan pantulan cahaya keemasan dari perairan WGM membius mata.
Pelan-pelan, matahari mulai naik dari peraduannya. Sinar jingga itu semakin terang. Perairan Waduk Gakah Mungkur (WGM) melaksanakan tugasnya dengan baik memantulkan cahaya keemasan. Kemegahan sinar jingga dan pantulan cahaya keemasan dari perairan WGM membius mata.
Perlahan-lahan, bulatan sang surya mendekati sempurna. Belum bulat betul, pancaran cahayanya terdistrosi kumpulan awan mendung. Namun distorsi cahaya itu jutru memperindah pemandangan matahari terbit dari objek wisata Watu Cenik.
Pemandangan tersebut tak disia-siakan Naufal Ahmad dan Dian Tri Wahyudi. Naufal mengeluarkan kamera digital dari sakunya dan membidik matahari terbit dari kejauhan. Sejurus kemudian, Dian meminta Naufal memotret dirinya berlatar belakang pemandangan tersebut.
Mereka mengaku mengunjungi Watu Cenik hanya untuk melihat matahari terbit. “Katanya di sini bagus. Jadi saya sama Dian ke sini. Nanti fotonya kami unggah di Instagram,” lanjutnya.
Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sendang Pinilih, Desa Sendang, Wonogiri, Sukamto, mengatakan dari ketiga objek wisata di Desa Sendang yakni Puncak Joglo, Soko Gunung, dan Watu Cenik, objek wisata Watu Cenik lah yang memiliki pemandangan matahari paling indah.
Meski tingginya melebihi Watu Cenik, pemandangan matahari terbit dari kedua objek wisata lainnya itu terhalang bukit yang lebih tinggi di sisi timur. “Selain itu pantulan cahaya sunrise-nya dari perairan WGM tidak secantik seperti di Watu Cenik. Jadi pemandangannya kurang sempurna,” kata dia.
Para pengunjung dapat menikmati teater alam Watu Cenik tersebut secara cuma-cuma. BUM Desa Sendang Pinilih berkomitmen tidak menarik tiket masuk bagi pengunjung yang datang melihat matahari terbit.
“Ya kami persilakan saja. Soalnya pos tiket masuk buka pukul 07.00 WIB. Kalau kami menarik tiket masuk pukul 05.00 WIB malah kasihan pengunjung dan pengelola. Banyak juga pengunjung yang mulai menikmati matahari terbit di Watu Cenik,” ujarnya.
Kendati menggratiskan tiket masuk, diam-diam mereka melihat peluang bisnis yang sangat potensial. BUM Desa Sendang Pinilih berencana membikin paket wisata untuk menikmati matahari terbit di objek wisata itu.
Dalam paket wisata tersebut, pengunjung akan diberi kudapan, sarapan, dan minuman ringan sembari melihat matari terbit di Watu Cenik. “Ke depan kami akan membuat paket wisata seperti itu karena pada pagi hari warung makan di Watu Cenik belum buka. Jadi pengunjung bisa terpuaskan saat menunggu matahari terbit dengan mengudap penganan yang kami berikan. Sepertinya asyik bukan?” tanya dia kepada Solopos.com.