Soloraya
Minggu, 23 April 2017 - 20:35 WIB

Semangat Pedagang Menyambut Era Baru Pasar Klewer

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kios-kios di Pasar Klewer sisi barat mulai ditata, Sabtu (22/4/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Para pedagang Pasar Klewer terus mengebut penataan kios agar bisa segera berjualan.

Solopos.com, SOLO — Ny. Sutopo, 73, duduk di meja kasir di kiosnya di utara kompleks Masjid Agung, Solo, Sabtu (22/4/2017). Sesekali dia menerima uang dari para konsumen melalui para pekerjanya.

Advertisement

Kios berukuran sekitar 96 meter persegi itu dipenuhi berbagai jenis pakaian. Dia merupakan salah satu pedagang Pasar Klewer yang menjadi korban musibah kebakaran akhir 2014 lalu. Barang dagangan di kiosnya ludes terbakar.

Kios Paramak miliknya pun akhirnya menempati pasar darurat. Tiga kios di Alun-alun Utara dan satu kios di Pagelaran Keraton Solo. Sementara kios di utara kompleks Masjid Agung merupakan gudang yang kini juga untuk melayani pembeli.

Advertisement

Kios Paramak miliknya pun akhirnya menempati pasar darurat. Tiga kios di Alun-alun Utara dan satu kios di Pagelaran Keraton Solo. Sementara kios di utara kompleks Masjid Agung merupakan gudang yang kini juga untuk melayani pembeli.

Dua kios di pasar darurat sudah ditutup karena sepi pengunjung. “Barang-barangnya sudah ditarik ke sini semua [gudang]. Tinggal satu di pasar darurat yang harus dikosongkan paling lambat 29 April. Kalau di Pagelaran Keraton diberi kesempatan hingga setelah Lebaran,” kata dia.

Sama seperti pedagang lainnya, Sutopo berupaya segera menempati empat kios barunya di Pasar Klewer sisi barat yang baru diresmikan Presiden RI, Joko Widodo, Jumat (21/4/2017). Empat kios tersebut berada di dua blok berbeda namun masih di satu lantai, semibasement, yaitu blok EE dan FF.

Advertisement

Dia berharap pendapatannya di Pasar Klewer yang baru bisa pulih seperti sebelum adanya musibah kebakaran. Dia mengaku selama menempati pasar darurat, pendapatannya menurun sekitar 50 persen.

“Sebelum kebakaran dulu, dalam satu bulan pendapatan bisa mencapai Rp1 miliar, itu kotor. Tapi sekarang ya sekitar Rp500 juta saja. Bahkan pada Februari lalu hanya Rp300 juta. Jika dihitung dengan biaya operasional impas,” kata dia.

Dia mengatakan meskipun sudah memiliki kios di luar pasar, dia mengaku masih mengandalkan penjualan di pasar. Untuk itu sebisa mungkin dia akan memajang barang dagangannya di kios baru dan memulai aktivitas jual beli di Pasar Klewer sisi barat secepatnya.

Advertisement

Pedagang lainnya, Rofii, 66, juga mulai bersiap berjualan lagi di Pasar Klewer yang baru diresmikan Presiden Jokowi itu. Dia mulai menata barang dagangan di pasar tersebut.

“Pada Sabtu pagi, seorang wanita mengendarai sepeda motor mendatangi rumah kios Bu Salim milik keluarga kami di wilayah Reksoniten, Gajahan, Pasar Kliwon. Namun kamai buru-buru memberikan penjelasan kepada wanita itu bahwa kami belum dapat melayani penjualan,” kata Rofii.

Dia mengatakan bukan hanya aktivitas jual beli di rumahnya yang libur sementara, kiosnya di pasar darurat sejak Jumat (21/4/2017) diliburkan untuk keperluan peresmian pasar dan mendukung kegiatan tingalan jumenengan di Keraton Solo.

Advertisement

Hari itu, dia memanfaatkan waktu untuk menata kios di pasar yang baru. Istri Rofii merupakan salah satu pedagang Pasar Klewer yang juga menjadi korban musibah kebakaran. Kiosnya di lantai atas waktu itu terbakar hingga barang dagangannya tidak dapat terselamatkan.

“Untung saja sebelum kebakaran, beberapa barang dagangan saya bawa pulang. Barang dagangan kami tampung di rumah, di kios hanya barang yang didisplai,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Sabtu.

Dia berharap dalam beberapa hari lagi kios barunya sudah siap menyambut pembeli. Dia juga berencana memanfaatkan kios di pasar sebagai lokasi displai barang. Sementara barang yang tidak dapat ditampung di kios akan ditampung di rumah.

“Jadi seperti sebelumnya. Kalau ada yang dibutuhkan, bisa saya antar ke pasar. Saya hanya membantu memasok barang. Kalau pengelolaan secara keseluruhan ditangani istri saya,” kata dia.

Untuk penataan kios, Rofii mengerjakannya secara mandiri. Menurut informasi yang diterima Solopos.com, ada beberapa pedagang Pasar Klewer yang selain membuka kios di pasar darurat selama masa pembangunan pasar juga melayani jual beli di lokasi lain.

Pada Sabtu siang, bangunan baru Pasar Klewer terlihat ramai. Sejumlah pedagang dan pekerja beramai-ramai menata kios dan memasukkan barang dagangan. Pasar Klewer sisi barat ditempati 2.639 pedagang.

Jumlah tersebut terdiri dari 1.694 pedagang kios dan 945 pedagang pelataran. Pedagang kios terdiri atas 681 pedagang di lantai semibasement, 837 pedagang di lantai I, dan 176 pedagang di lantai II. Sedagang pedagang pelataran semuanya ditempatkan di lantai II.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif