Jogja
Minggu, 23 April 2017 - 17:20 WIB

Argomulyo Paling Rawan Aksi Vandalisme, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Jogja/Arief Junianto Sejumlah pelajar yang tergabung dalam kelompok Anti Vandalisme Sedayu tengah membersihkan coretan di salah dinding yang ada di Jalan Pedes-Kemusuk, Dusun Panggang, Desa Argomulyo, Jumat (21/4)

Vandalisme di Sedayu, terutama di Argomulyo banyak terjadi.

Harianjogja.com, BANTUL — Dari empat desa yang ada di wilayah administratif Kecamatan Sedayu, Argomulyo menjadi desa paling rawan terjadinya aksi vandalisme. Dari pantauan Harian Jogja, di sepanjang Jalan Pedes-Kemusuk, Dusun Panggang, Desa Argomulyo, setidaknya terdapat 2-3 titik coretan.

Advertisement

Hal itu dibenarkan oleh Panit Binmas Polsek Sedayu Iptu Agus Supraja. Saat ditemui di sela kegiatannya mendampingi puluhan pelajar yang tengah melakukan pembersihan salah satu area vandalisme di Jalan Pedes-Kemusuk, Jumat (21/4/2017), ia menjelaskan, maraknya aksi vandalisme di Argomulyo lantaran banyaknya sekolah di wilayah tersebut.

Pasalnya, hampir semua aksi vandalisme itu, menurut Agus, dilakukan oleh para pelajar. Setidaknya, dari beberapa aksi yang dipergoki pihaknya, kalangan pelajar memang mendominasi pelaku aksi tersebut. Ia menduga, motivasi para pelajar itu melakukan aksi vandalisme tak lebih dari sekadar unjuk eksistensi saja. “Lihat saja, yang ditulis di dinding itu nama-nama geng mereka,” kata Agus.

Itulah sebabnya ia lantas menginisasi dideklarasikannya kelompok pelajar anti vandalisme. Beranggotakan lebih dari 100 pelajar, ia berharap kelompok tersebut bisa memberikan teladan bagi kawan-kawannya yang lain untuk tak lagi melakukan aksi coret-coret di lokasi yang tidak seharusnya.

Advertisement

Selain itu, pihaknya kini juga tengah berupaya berkomunikasi dengan pihak pemilik Pertamina Rewulu agar dinding benteng yang melingkarinya bisa menjadi kanvas raksasa bagi para pelajar. “Saya lihat sebenarnya pelaku vandalisme ini kreatif. Alangkah bagusnya jika ada tempat khusus yang bisa mewadahi kreativitas mereka,” tambah Agus.

Kekesalan juga ditunjukkan oleh Edi, salah satu warga Dusun Panggang, Desa Argomulyo yang rumahnya nyaris tak pernah bersih dari coretan. Saat ditemui di rumahnya, ia mengaku kewalahan dengan aksi vandalisme di roliing door toko miliknya itu. “Pagi saya cat, eh, besok paginya sudah dicoret-coret lagi,” katanya.

Meski tak tahu persis siapa pelakunya, ia pun menduga pelakunya adalah dari kalangan pelajar. Pasalnya, hampir setiap malam, teras rumahnya memang kerap dijadikan tempat nongkrong puluhan pelajar.

Advertisement

Terpisah, Dinda Zepsanirmala, siswi SMK 1 Sedayu yang turut dalam deklarasi kelompok pelajar anti vandalisme itu pun gerah dengan aksi vandalisme yang dilakukan oleh kawannya sesama pelajar. Selain mengotori rumah milik warga, tak jarang ia menjumpai coretan-coretan itu bertuliskan kata-kata jorok yang tak pantas dibaca.

Ia pun berharap, dengan dideklarasikannya kelompok tersebut, solidaritas dan silaturahmi di kalangan pelajar se-Kecamatan Sedayu bisa semakin erat. “Semoga nanti anggotanya semakin banyak. Kegiatan ini sangat positif menurut saya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif