Jogja
Sabtu, 22 April 2017 - 03:22 WIB

Victory Plus Bekasi Bekali Lulusan dengan Wawasan Bermasyarakat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua orang siswi Sekolah Victory Plus, didampingi oleh Kepala Sekolah Hendriadi Yasir [tidak mengenakan topi], sedang mengikuti aktivitas warga setempat memanen tanaman petai kecil atau manding, Kamis (20/4/2017).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Victory Plus Bekasi mengadakan kegiatan live in

Harianjogja.com, KULONPROGO — Sekolah Victory Plus Bekasi, membekali siswa kelas XII yang akan lulus dari bangku sekolah, dengan wawasan bermasyarakat, lewat kegiatan Live In.

Advertisement

Acara yang berlangsung sejak Kamis hingga Sabtu (20-22/4/2017) ini dilaksanakan di Dusun Plengan, Desa Banjaroya. Diikuti oleh puluhan siswa, yang kemudian tinggal di kediaman masyarakat dan beraktivitas bersama, layaknya warga setempat. Kepala Sekolah Victory Plus, Hendriadi Yasir menuturkan, kegiatan yang disebut live in ini rutin dilaksanakan tiap tahun, dan selalu mengambil lokasi di berbagai kota yang berbeda. Namun live in saat ini adalah kali kedua sekolah menjadikan Jogja sebagai tuan rumah live in.

“Mereka membaur dengan keluarga yang mereka tinggali, mempelajari adat-istiadat di sana, mengajar di sekolah terdekat dan aktivitas lainnya. Semoga bisa memberikan keceriaan yang berbeda dan kenangan yang melekat sebelum mereka lulus dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,” ungkapnya, Kamis (20/4/2017).

Sekolah memiliki alasan tertentu, dalam menggelar live in. Hanya saja pada intinya, live menjadi media bagi siswa, untuk menerapkan nilai-nilai pembelajar yang selama ini mereka pelajari di sekolah. Di antaranya rasa keingintahuan, berpikir kritis, pandai bergaul dan bersosialisasi, berkomunikasi, memiliki hidup yang seimbang, memiliki sensitivitas atau kepedulian tinggi terhadap orang lain dan sekitarnya, serta kesederhanaan dalam hidup. Karena sekolah memiliki pandangan bahwa, pembelajaran yang terbaik adalah ketika siswa melihat, merasakan dan melakukan banyak hal dengan sendirinya.

Advertisement

“Dusun ini ibarat sebuah laboratorium pembelajaran bermasyarakat bagi mereka, mereka bukan hanya mempelajarinya di sekolah,” kata dia.

Live in juga diikuti dengan kegiatan penanaman pohon di pekarangan rumah dan memasang lampu penerangan di sejumlah titik. Setiap orang anak dan guru membawa satu bibit tanaman produktif, sehingga total 100 bibit pohon kelak menghijaukan dusun yang berada di lereng perbukitan Menoreh. Agenda ini merupakan bagian dari wujud komitmen sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.

Salah seorang warga, Parjono mengungkapkan dukungannya terhadap kegiatan live in ini. Karena masyarakat juga bisa banyak belajar hal baru lewat kehadiran peserta live in. Anak-anak, diajak melakukan beragam pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, menjalani hidup dalam keberagaman yang sehari-hari terjadi di dusun tersebut.

Advertisement

“Kami terbiasa hidup dalam keberagaman, dan toleransi dalam beragama. Kami hidup berdampingan, keharmonisan ini juga bisa menjadi bahan yang bisa dipelajari oleh peserta live in,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif