Jatim
Sabtu, 22 April 2017 - 14:05 WIB

Tak Punya Anak, Wanita Lansia Asal Ponorogo Hidup Bersama 3 Kambing

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Samitun, 86, hidup bersama tiga ekor kambingnya di rumah sederhana di RT 001/RW 003, Dusun Brangkal, Desa Biting, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jumat (21/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kisah unik, seorang nenek asal Ponorogo hidup bersama tiga ekor kambing.

Madiunpos.com, PONOROGO — Seorang nenek berusia senja membawa gundukan rumput berjalan di pinggir Jalan Raya Ponorogo-Solo via Wonogiri, tepatnya di hutan Badegan, Jumat (21/4/2017) siang. Meski renta, nenek-nenek itu berjalan dengan penuh kepastian hingga sampai ke rumahnya di RT 001/RW 003, Dusun Brangkal, Desa Biting, Kecamatan Badegan, Ponorogo.

Advertisement

Nenek bernama Samitun, 86, ini tinggal bersama tiga ekor kambing kesayangannya yang diberi nama Blegon, Keploh, dan Gembrot. Ia bersama tiga kambingnya di rumah yang sangat sederhana di belakang rumah keponakannya di Dusun Brangkal.

Rumah yang ditempati Samitun berukuran sekitar 10 meter X 6 meter dengan dinding berupa anyaman bambu yang terlihat sudah usang. Di dalam rumah, terdapat dua ekor kambing dan satu kambing ditempatkan di luar rumah. Rumah tersebut tidak ada daun pintunya, hanya anyaman bambu yang dipasang untuk menutup sebagian pintu dan menahan saat kambingnya hendak keluar rumah.

Advertisement

Rumah yang ditempati Samitun berukuran sekitar 10 meter X 6 meter dengan dinding berupa anyaman bambu yang terlihat sudah usang. Di dalam rumah, terdapat dua ekor kambing dan satu kambing ditempatkan di luar rumah. Rumah tersebut tidak ada daun pintunya, hanya anyaman bambu yang dipasang untuk menutup sebagian pintu dan menahan saat kambingnya hendak keluar rumah.

Di dalam rumah itu, nyaris seluruh ruangan dipenuhi dengan kotoran kambing dan aroma di dalam rumahnya pun jauh dari kata wangi. Kotor, lembap, bau tak sedap, itulah yang menjadi gambaran di rumah yang ditempati Samitun bersama tiga ekor kambingnya.

Rumah itu juga tidak bersekat sama sekali, jadi satu ruangan menjadi tempat tidur, tempat untuk tiga ekor kambing, tempat memasak, dan tempat makan.

Advertisement

Tidak ada perabotan rumah tangga seperti orang pada umumnya, seperti rak piring, almari, kursi dan meja, dan lainnya. Semuanya dibuat Samitun secara sederhana. Untuk tempat menyimpan pakaian, ia hanya menyediakan karung beras bekas untuk menyimpan pakainnya.

Samitun menceritakan telah bertahun-tahun tinggal di rumah tersebut yang merupakan rumah milik orang tuanya. Dia tinggal bersama tiga ekor kambing, yang dianggapnya sebagai anak sendiri.

Dia mengatakan suaminya telah meninggal puluhan tahun lalu dan dari pernikahan itu tidak dikaruniai seorang anak pun. Untuk mengisi hari-harinya, ia ditemani oleh tiga ekor kambing itu.

Advertisement

“Blegon, induk dari Keploh dan Gembrot sudah menemani saya dua tahun lalu. Sedangkan Keploh dan Gembrot baru lahir Lebaran tahun 2016. Kambing tersebut saya dapat awalnya dari orang menyuruh saya untuk memelihara kambingnya, kemudian kambing itu beranak dan anaknya diberikan kepada saya,” ujar nenek yang dahulu pernah bekerja sebagai karyawan swasta di Surabaya ini.

Dia mengaku sangat menyayangi ketiga kambing itu, bahkan apa yang ia makan juga harus dimakan oleh ketiga kambing itu. Ketiga kambing itu juga terlihat menuruti perkataan Samitun.

Saat itu, Samitun memanggil Keploh dan Blegon dan hendak memberi mereka makanan berupa singkong rebus. Setelah beberapa kali namanya disebut, kedua kambing itu langsung lari ke arah Samitun. Samitun pun langsung memberi mereka singkong rebus.

Advertisement

Saat kambing tersebut dirasa menganggu aktivitasnya, biasanya Samitun langsung menegur dan kambing-kambing itu pun akan menyingkir.

“Saya memberi mereka nama supaya lebih mudah memanggilnya. Kalau tidak diberi nama saya kesulitan memanggilnya,” kata dia.

Setiap hari, Samitun memberi makan tiga kambingnya itu sebanyak tiga kali yaitu sarapan, makan siang, dan makan sore. Untuk itu, setiap hari ia harus mencari rumput di hutan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif