News
Jumat, 21 April 2017 - 10:16 WIB

SOLOPOS HARI INI : Geliat Rp200 Miliar di Pasar Klewer

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Jumat, 21 April 2017.

Solopos hari ini membahas tentang jelang peresmian Pasar Klewer.

Solopos.com, SOLO – Peresmian Pasar Klewer yang dilakukan Jumat (21/4/2017) ini diprediksi akan menambah geliat perekonomian di Soloraya terutamanya di sektor perdagangan. Tercatat, dalam satu tahun transaksi tunai di Pasar Klewer bisa menembus angka Rp200 miliar.

Advertisement

Ulasan mengenai geliat ekonomi di Pasar Klewer itu menjadi berita utama Harian Umum Solopos, Jumat (21/4/2017). Selain itu ada juga berita tentang tuntutan yang diterima Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan sebuah kisah inspiratif tentang pelukis wayang beber asal Solo, Hermin Istiariningsih.

Simak cuplikan berita utama Harian Umum Solopos edisi Jumat 21 April 2017;

PERDAGANGAN SOLO: Geliat Rp200 Miliar di Pasar Klewer

Advertisement

Peresmian Pasar Klewer Solo, Jumat (21/4/2017) ini, akan menambah geliat perekonomian Soloraya terutama sektor perdagangan. Dalam setahun, transaksi tunai di Pasar Klewer menembus Rp200 miliar.

Nilai transaksi itu bertambah banyak bila ditambah dengan transaksi nontunai dan perputaran uang dari berbagai usaha penopang Pasar Klewer. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto, menyampaikan peresmian Pasar Klewer bisa menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi Kota Bengawan.

”Ini meningkatkan pendapatan asli daerah [PAD], mendorong perdagangan besar dan eceran serta sektor lainnya. Transaksi di pasar sandang tersebut cukup besar,” kata Bandoe kepada wartawan, Kamis (20/4/2017).BI Solo mencatat setiap bulan transaksi di pasar konfeksi terbesar di Jawa Tengah itu Rp16,9 miliar.

Advertisement

Nilai itu belum termasuk transaksi nontunai, seperti giro. Dalam setahun minimal transaksi mencapai Rp202,8 miliar sehingga peresmian Pasar Klewer oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa meningkatkan transaksi tunai dan nontunai.

Simak selengkapnya di http://epaper.solopos.com

SIDANG KASUS AHOK: Ahok Dituntut Hukuman Percobaan

Jaksa menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihukum satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun. Jaksa menilai Ahok terbukti melakukan perasaan kebencian di muka umum dan menyinggung golongan tertentu.

Tuntutan yang dibacakan secara bergantian oleh tim jaksa disampaikan dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Dalam tuntutannya jaksa tidak menggunakan Pasal 156a KUHP tentang penodaan agama. Jaksa menggunakan Pasal 156 karena menilai Ahok terbukti menyinggung golongan tertentu saat menyampaikan pidato di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

”Menuntut supaya majelis hakim yang mengadili perkara ini menyatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama terbukti bersalah menyatakan perasaan kebencian,” ujar ketua tim jaksa Ali Mukartono.

Dalam kasus ini, jaksa menggunakan dakwaan alternatif yaitu Pasal 156a KUHP atau Pasal 156 KUHP. Jaksa menyatakan Ahok telah memenuhi dua unsur dalam Pasal 156 KUHP yaitu unsur barang siapa dan unsur di muka umum.

Simak selengkapnya di http://epaper.solopos.com

KISAH INSPIRATIF: Menjaga Kelestarian Budaya hingga Usia Senja

Hermin Istiariningsih, 65, tersenyum lebar saat menerima penghargaan Perempuan Inspiratif 2017 dari manajemen The Sunan Hotel, di kediamannya di Wonosaren, Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo, Rabu (19/4). Ini adalah penghargaan kesekian kalinya yang ia peroleh dari instansi swasta. Sebelumnya, ia pernah menerima apresiasi serupa.

Perempuan yang akrab disapa Ning ini sebenarnya sudah tak seproduktif dulu. Apalagi setahun lalu ia harus dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatan yang kian menurun. Namun, keinginannya untuk menciptakan karya wayang beber baru tak pernah surut. Hampir setiap hari ia melukis wayang berbahan cat air dan kain mori tersebut.

”Dulu pernah sakit pas di rumah sakit rasanya enggak enak, enggak bisa melukis. Pengin pulang bikin wayang beber. Ya enggak harus ada yang beli yang penting melukis,” ceritanya saat ditemui wartawan, Rabu.

Ning pernah mengalami masa keemasan ketika hasil karyanya dihargai hampir Rp30 juta per lembar berukuran dua meter kali satu meter. Pembelinya berasal berbagai kalangan seperti seniman, pejabat pemerintah, hingga kolektor barang antik dari luar negeri. Karya-karyanya pun banyak menghiasi ruanganruangansejumlah hotel di Indonesia, Suriname, Pakistan, dan Prancis. Hal itu tak bertahan lama. Sekarang peminat lukisan wayang beber mulai berkurang.

Meski minim pesanan, semangatnya tak pernah kendor untuk menggeluti pekerjaan yang ditekuninya sejak kecil tersebut. ”Saya suka melukis karena dulu ayah saya juga pelukis. Sekarang saya terus mendapat dukungan dari suami yang kebetulan juga seorang pelukis kontemporer,” ujar istri dari Sutrisno ini.

Simak selengkapnya di http://epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif