News
Jumat, 21 April 2017 - 15:00 WIB

Nasihat JK untuk Anies, "Pelajari Masalah Riilnya, Beda dengan Kampanye"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anies Baswedan. (Antara/M. Agung Rajasa)

Anies Baswedan bertemu Wapres JK. Wapres pun menganjurkan agar Anies mempelajari masalah riil di Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan telah bertemu dengan peraih suara terbanyak versi quick count Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk mengucapkan selamat.

Advertisement

Pertemuan tersebut terjadi kemarin, (20/4/2017) di Rumah Dinas Wakil Presiden, Menteng, Jakarta Pusat. “Ya kan Anies itu teman bekas menteri. Ketemu itu biasa-biasa saja, kasih selamat,” katanya, Jumat (21/4/2017).

JK mengatakan pertemuan itu juga menganjurkan Anies Baswedan untuk mempersiapkan diri sebelum dilantik pada Oktober nanti. “Karena itu selama lima bulan ini harus komunikasi dengan Ahok, dan sekarang mempelajari masalah yang riilnya. Kan masalah kampanye beda dengan riil,” kata JK.

Berdasarkan hasil quick count KPU DKI, duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno meraih perolehan suara sebanyak 57,95% atau 3.239.668 pemilih. Hasil itu mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan selisih relatif jauh, yakni 42,05% atau 2.350.887 suara.

Advertisement

Janji-janji kampanye Anies-Sandi ditunggu, salah satunya down payment (DP) 0% untuk rumah seharga Rp350 juta. Lippo Group–salah satu pengembang properti besar di Indonesia–menegaskan ketertarikan perusahaan itu ikut merealisasikan program itu. Direktur Lippo Group, John Riady, menuturkan pihaknya tertarik bekerja sama sebagai developer dalam program ini.

Lippo Group melihat tujuan program ini sangat baik sebenarnya dalam rangka meningkatkan kepemilikan rumah dan daya beli masyarakat. Sebelumnya, wacana itu menjadi perdebatan di kalangan pengusaha properti dan perbankan.

Sekjen Real Estate Indonesia (REI) DKI Jakarta, Arvin Iskandar, mengatakan program cicilan rumah dengan DP 0% tidak akan terealisasi. Alasannya, hal itu berbenturan dengan regulasi Bank Indonesia yang mewajibkan cicilan rumah dengan DP minimal 15% dari harga rumah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif