Jateng
Kamis, 20 April 2017 - 13:50 WIB

TRANSPORTASI SEMARANG : BRT dan Gojek Hadir di Kawasan Undip, Sopir Angkot Protes

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Angkot yang beroperasi di seputaran kampus Undip Tembalang, Semarang, Jateng. (Facebook.com-Hasan Ibrahimovic)

Transportasi yang semakin berkembang membuat sopir angkot di kawasan kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang protes.

Semarangpos.com, SEMARANG – Sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di seputaran kampus Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang, Kota Semarang, Jawa tengah (Jateng) melakukan aksi protes dengan hadirnya bus rapid transit (BRT) Trans Semarang dan Go-Jek di kawasan tersebut. Aksi protes para sopir salah satu alat transportasi umum di Kota Semarang itu dilakukan dengan menempel tulisan di bagian belakang angkot dengan berbagai macam tulisan.

Advertisement

Dari foto yang diunggah pengguna akun Facebook Hasan Ibrahimovic di dinding grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar), Rabu (19/4/2017), terlihat ada tulisan yang tertera pada bagian belakang angkot yang beroperasi di seputaran salah satu kampus di Semarang tersebut. “Gara-gara BRT dan Go-Jek penghasilan turun,” begitu tulisan yang tertera pada kertas warna putih yang ditempel di buritan salah satu mobil angkot.

Sementara pada angkot lain terdapat tulisan yang menunjukkan rasa pusing para sopir setelah BRT Trans Semarang dan Go-Jek hadir di kawasan kampus Undip. “Gara-gara BRT dan Go-Jek mumet ndase,” begitu tulisan yang terpampang pada angkot lain.

Kabanyakan netizen member grup Facebook MIK Semar pun menanggapi aksi protes para sopir angkot itu dengan nada ketus. Mereka menyatakan para sopir angkot harus menghadapi kenyataan dengan perkembangan zaman yang makin maju. “Zaman semakin canggih bos, koe rak canggih yo ketinggalan zaman,” papar pengguna akun Facebook Ana Setia.

Advertisement

Iki sing jenenge kemajuan zaman. Ora iso berkembang akhir e kelindes dewe,” timpal pengguna akun Facebook Geni D. Sudarmo.

Bahkan ada yang mencibir para sopir angkot yang dianggap tak memikirkan nasib para penumpang dengan mengetem terlalu lama. Mereka mengangap kebiasaan sopir mengetem itu yang menjadi para penumpang beralih ke moda transportasi lain. “Ya wajar kalau masyarakat lebih memilih angkutan yang aman nyaman dan murah. Soalnya udah banyak masyarakat yang mengeluh tentang angkot yang ngetemnya lama terus sering terjadi tindak kejahatan,” ungkap pengguna akun Facebook AdhiKrist.

Sementara itu, segelintir netizen lainnya menyatakan rasa iba mereka kepada para sopir angkot di seputaran Undip yang penghasilannya menurun setelah kehadiran BRT Trans Semarang dan Go-Jek. Mereka berharap Pemerintah Kota Semarang dapat memberikan solusi terhadap masalah transportasi umum di Kota Semarang tersebut. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif