Jogja
Rabu, 19 April 2017 - 16:20 WIB

WISATA BANTUL : Dianggap Kumuh, Pantai Samas dan Kuwaru akan Ditata

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sampah plastik dan beragam jenis sampah lain yang ditinggalkan pengunjung usai malam pergantian tahun baru maupun saat liburan, berserakan di Pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul. Minggu (1/2/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Bantul menghadapi masalah sampah

Harianjogja.com, BANTUL–Ratusan bangunan permanen yang memadati kawasan sekitar Pantai Samas dan Kuwaru menjadi ancaman bagi potensi wisata di dua pantai yang masing-masing terletak di Kecamatan Sanden dan Srandakan tersebut.

Advertisement

Akibatnya, sekitar 4-5 tahun terakhir, kedua objek wisata pantai yang pernah menjadi andalan bagi pariwisata Bantul itu terancam ditinggalkan wisatawan. Sayang, meski kondisinya memprihatinkan, pihak Pemkab Bantul belum juga melakukan kajian terkait penataan kedua pantai tersebut.

“Tahun ini, kami memang hanya menyiapkan anggaran sebesar Rp150 juta saja. Itu pun hanya untuk pembangunan ikon Pantai Kuwaru saja,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Jati Bayubroto saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (18/4/2017).

Advertisement

“Tahun ini, kami memang hanya menyiapkan anggaran sebesar Rp150 juta saja. Itu pun hanya untuk pembangunan ikon Pantai Kuwaru saja,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Jati Bayubroto saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (18/4/2017).

Mantan Camat Banguntapan itu mengaku, jumlah kunjungan wisatawan ke kedua pantai itu belum juga maksimal. Padahal, kedua pantai itu bisa dibilang merupakan pelopor dibukanya pantai-pantai baru di sekitarnya.

Diakuinya pula, faktor abrasi yang menggerus bibir pantai di kedua objek wisata itu tak pelak membuat garis pantai menjadi semakin sempit. Ditambah dengan banyaknya bangunan permanen yang didirikan di sana, membuat kawasan pantai menjadi terlihat kumuh.

Advertisement

Meski begitu, pihak Dispar Bantul sama sekali belum melakukan kajian terkait penataan kawasan tersebut. Jati mengaku, sejauh ini pihaknya hanya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat di kawasan itu.

Dikatakannya, pasca terjadinya abrasi itu, masyarakat di kedua kawasan itu seperti enggan lagi mengembangan potensi wisatanya. Bahkan kelompok di sana terkesan terpecah belah. “Itulah, fokus kami saat ini menyatukan visi mereka terlebih dulu saja,” ungkap Jati.

Terpisah, Kepala Dinas pariwisata Bantul Supriyanto menyebutkan, untuk menggeliatkan pariwisata di Bantul dibutuhkan kerjasama pemerintah dengan masyarakat.

Advertisement

Sejauh ini, pantai selatan khususnya Parangtritis merupakan penyumbang pendapatan terbesar untuk sektor pariwisata. Pun begitu objek lain juga terus digenjot, salah satunya dengan menggelar kegiatan pentas seni di kawasan wisata.

Disebutkan, pada liburan panjang pekan lalu, jumlah pengunjung yang datang disejumlah objek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Bantul mampu melampaui target.

Disebutkan, dari target 50.000 pengunjung, saat liburan panjang kemarin jumlah pengunjung tercatat mencapai 52.000 pengunjung. “Karena bulan ini ada long weekend dua kali, untuk libur panjang pekan depan target kita tetap sama [50.000 pengunjung],” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif