Jogja
Rabu, 19 April 2017 - 17:20 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Tanaman Tembakau Layu Kepanasan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani di Dusun Wareng II, Desa Wareng, Kecamatan Wonosari menyiram tanaman tembakau supaya tidak layu kepanasan, Selasa (18/4/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Pertanian Gunungkidul menghadapi cuaca yang sangat panas

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Cuaca panas menjadi kendala bagi sejumlah petani tembakau di Dusun Wareng II, Desa Wareng, Kecamatan Wonosari. Tembakau yang baru ditanam sekitar dua pekan layu akibat cuaca panas.

Advertisement

Salah seorang petani tembakau asal Dusun Wareng II, Supomo mengatakan akibat cuaca panas dirinya harus bekerja ektra untuk menyiram tanaman tembakau miliknya. “Ini pada layu [tanaman tembakau] makannya saya siram,” kata dia kepada Harianjogja.com, Selasa (18/4/2017).

Pada saat awal setelah masa tenam, tembakau membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan. Namun selama dua pekan terakhir ini hujan jarang turun, sehingga dirinya harus melakukan penyiraman secara berkala untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman.

Setiap lima hari sekali pada saat sore dan pagi hari, dia menggunakan mesin pompa air untuk menyedot air sumur di dekat lahan tembakau. Sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan untuk tanaman menjadi lebih besar. “Kalau dihitung-hitung biaya perawatan termasuk membeli bensin untuk mesin pompa dan pupuk lebih dari Rp5 juta,” kata Supomo.

Advertisement

Di lahan seluas 2.500 meter persegi miliknya, dia menanam sekitar 4.400 batang tembakau. Jika hasil panen baik, dia dapat memperoleh sekitar tujuh kuintal tembakau kering. Dan bila kualitas tembakau baik, perusahaan yang bekerjasama dengan petani bisa membeli tembakau kering seharga Rp27.000 per kilogram.

“Tembakau dikirim ke perusahaan yang ada di Klaten, kalau hasil panennya bagus dulu pernah sampai dapat Rp15 juta lebih. Tapi saya juga pernah gagal panen akibat intensitas hujan terlalu tinggi. Karena tembakau itu tidak boleh terlalu banyak air atau kekurangan air,” ungkapnya.

Sementara itu, seorang petani tembakau asal Dusun Wareng II lainnya, Diko mensiasati cuaca panas dengan cara lain. Dia menggunakan daun jati untuk menutupi tanaman tembakau supaya tidak terkena sengatan matahari langsung.

Advertisement

Pasalnya saat masih berumur kurang dari satu bulan, kata dia tanaman tembakau sangat rentan jika kepanasan ataupun kelebihan air karena kehujanan. “Kalau cuacanya panas seperti ini ya harus sering disiram, dan ditutup dengan menggunakan daun jati biar tidak layu,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif