Jogja
Rabu, 19 April 2017 - 10:22 WIB

HUKUMAN KASUS KLITHIH : Antisipasi, Anak yang Mengarah ke Kekerasan Perlu Mendapatkan Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aparat kepolisian menghalau keluarga korban yang hendak mendekati terdakwa pembacokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa Ilham Bayu Fajar di PN Jogja, Senin (3/4/2017). (Ujang Hasanudin)

Hukuman kasus klithih diberikan maksimal

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY mengapresiasi putus hakim yang menjatuhkan hukuman maksimal kepada para pelaku klithih. Disdikpora mengintruksikan kepada sekolah untuk melakukan pemetaan terhadap anak yang bermasalah untuk diberikan pendidikan khusus untuk mencegah terjadinya tindakan klithih.

Advertisement

Baca Juga : HUKUMAN KASUS KLITHIH : Dinas Apresiasi Vonis Pelaku Klithih
Soal pencegahan, Disdikpora DIY telah mengintruksikan kepada semua sekolah terutama SMA, untuk melakukan pemetaan untuk tujuan pemberian pendidikan khusus bagi anak-anak yang memiliki potensi mengarah ke klithih. Jika ditemukan ada anak yang sudah memiliki potensi negatif itu maka dia akan diberikan pendidikan secara khusus supaya bisa menjadi lebih baik. Pendidikan khusus itu diberikan secara bertahap, apabila anak tersebut masih ditangani di tingkat sekolah, maka pendidikan khusus melalui pendampingan akan dilakukan di sekolah.

“Tetapi kalau sekolah sudah tidak mampu, ya bisa dibawa ke dinas nanti dinas yang menangani. Kalau dinas menangani tetapi ternyata tingkat potensinya berat, dinas akan melibatkan kepolisian dari lembaga lain yang memiliki kepedulian seperti Komisi Perlindungan Anak,” kata Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa (18/4/2017).

Aji menambahkan, terkait pendidikan bagi anak pelaku klithih yang kini sudah divonis, pihaknya menyediakan pendidikan nonformal di setiap Lembaga Pemasyarakatan. Disdikpora DIY telah menugaskan lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk melaksanakan progran paket A maupun paket B.

Advertisement

“Selama ini sudah berjalan. Tidak hanya anak, tetapi orangtua juga. Ujiannya juga kami selenggarakan di Lapas, diharapkan menjadi lebih tertarik untuk menggeluti bidang pekerjaan, punya ijazah setara SMA, karena dalam proses pendidikan PKBM kita berikan bekal skill, ada kerajinan dan lainnya,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif