News
Selasa, 18 April 2017 - 09:45 WIB

Nilai Tukar Rupiah Berbalik Melemah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah melemah 18 poin dan kembali ke level psikologis Rp13.300-an per US$.

Solopos.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melemah 0,14% atau 18 poin ke Rp13.304 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (18/4/2017).

Advertisement

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Senin (17/4/2017). Kurs Rupiah ditutup melemah 0,09% atau 12 poin ke Rp13.286 per dolar AS setelah diperdagangkan di kisaran Rp13.253 – Rp13.289 per dolar AS.

Pagi kemarin, rupiah dibuka dengan penguatan 0,08% atau 10 poin di posisi 13.264 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Jumat pekan lalu (14/4), rupiah ditutup melemah 0,14% atau 18 poin di posisi 13.274 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini berbanding terbalik dengan kinerja indeks dolar AS yang terpantau terkoreksi 0,18% atau 0,180 poin ke posisi 100,330 pada pukul 16.28 WIB.

Advertisement

Seperti dilansir Reuters, dolar AS melemah bersama dengan imbal hasil obligasi AS menyusul rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kian membebani sentimen investor setelah tertekan oleh kekhawatiran seputar isu Korea Utara dan agenda pemilihan di Prancis yang akan datang.

Data penjualan ritel AS turun lebih dalam dari yang diprediksi pada Maret. Adapun angka inflasi inti tahunan melambat menjadi 2%, kenaikan terkecil sejak November 2015, dari 2,2% pada Februari.

Hal tersebut membantu menekan imbal hasil obligasi AS 10-tahun ke 2,200%, level terendah sejak pertengahan November, dari sekitar 2,228% pada Kamis, sebelum libur pasar.

Advertisement

“Saat ini sulit untuk melihat faktor yang dapat mendorong imbal hasil obligasi naik. Dan dibandingkan dengan imbal hasil obligasi AS, yang telah menghentikan penguatannya pasca pemilihan, harga saham AS, yang telah mengalami koreksi terbatas, terlihat rentan mengingat potensi perkembangan di Korea Utara atau pilpres Prancis,” ujar Hiroko Iwaki, Senior Strategist Mizuho Securities.

Di lain pihak, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama Februari 2017 mengalami surplus US$1,23 miliar.

Surplus ini disebabkan oleh nilai ekspor yang mencapai US$14,59 miliar atau lebih besar dari nilai impor sebesar US$13,36 miliar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif