Soloraya
Senin, 17 April 2017 - 19:15 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : Tim Lima Bongkar Paksa Kunci Pintu Keraton

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di kawasan Keraton Solo, Sabtu (15/4/2017). (Soenaryo HB/JIBI/Solopos)

Konflik Keraton Solo, Tim Lima akhirnya membongkar paksa kunci pintu Keraton.

Solopos.com, SOLO — Satgas Panca Narendra atau Tim Lima membongkar paksa kunci pintu-pintu keraton, Minggu (16/4/2018). Pembongkaran kunci itu untuk memperlancar persiapan tingalan jumenengan, 22 April mendatang.

Advertisement

Anggota staf Bidang Eksternal Satgas Panca Narendra, G.P.H. Soeryo Wicaksono, mengonfirmasi hal tersebut. Ada tiga ruangan yang dibuka paksa antara lain pintu masuk ke Ndalem Ageng Probosuyoso, Sasana Sewaka, dan kamar pusaka.

“Pintu yang terkunci dan belum bisa dibuka hingga kini memang akan terus dibuka walau dengan cara membakar gembok sekalipun untuk kepentingan kelancaran upacara tingalan jumenengan nanti,” kata Neno, panggilan akrabnya, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Advertisement

“Pintu yang terkunci dan belum bisa dibuka hingga kini memang akan terus dibuka walau dengan cara membakar gembok sekalipun untuk kepentingan kelancaran upacara tingalan jumenengan nanti,” kata Neno, panggilan akrabnya, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Pembukaan paksa kunci-kunci itu disebut-sebut merupakan perintah Sinuhun Paku Buwono XIII. Terpisah, G.K.R. Wandansari Koes Moertiyah atau Mbak Moeng dan K.G.P.H. Puger tak menghadiri panggilan Polda terkait kasus dugaan pemalsuan sertifikat kekancingan.

Keduanya tengah fokus mengonkretkan hasil-hasil kesepakatan pertemuan di Hotel Diamond, akhir pekan lalu. Pemeriksaan oleh Polda, Senin (17/4/2017), hanya dihadiri K.P. Winarno Kusumo dan seorang stafnya.

Advertisement

Eddy menceritakan laporan K.G.P.H. Dipokusumo terkait kasus dugaan pemalsuan sertifikat kekancingan bermula pada 2013 saat Dipokusumo menjabat pengageng Sasana Wilapa. Dengan demikian, seluruh produk Keraton sejak Dipokusumo menjadi pengageng Sasana Wilapa seharusnya dia yang tanda tangan.

“Kok ini ada sertifikat, ada yang ditandatangani Gusti Moeng dan Gusti Puger selaku Pengageng Kusuma Wandawa. Itu yang dilaporkan,” ujar dia.

Eddy mengkatan Keraton tidak tahu menahu ada SK pengangkatan pada 2013 saat Dipokusumo menjadi Pengageng Sasana Wilapa. Saat itu, di Keraton, yang menjadi Pengageng Sasana Wilapa adalah Gusti Moeng dan Pengageng Kusuma Wandawa adalah Puger.

Advertisement

“Artinya, kalau ada produk sertifikat kekancingan Keraton yang disebut Gusti Dipo justru itulah yang palsu sebab faktanya Gusti Dipo tidak pernah menjadi pengageng Sasana Wilapa di Keraton,” terang Eddy.

Sasana Wilapa merupakan koordinator seluruh kelembagaan di Keraton Solo. Sedangkan Kusuma Wandawa adalah pengageng putra sentana yang mewadahi trah dinasti dari PB II sampai PB XIII.

“Faktanya, di Keraton Solo sejak Sinuhun PB XIII Hangabehi menjadi raja hingga kini pengageng Sasana Wilapa adalah Gusti Moeng. Jadi kalau dikatakan kami yang memalsu nanti dulu, bisa-bisa sana yang palsu,” ujarnya.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif