Soloraya
Jumat, 14 April 2017 - 17:35 WIB

ORANG TENGGELAM BOYOLALI : Mandi di Bendungan Sepulang Sekolah, Siswa SD Tewas Tenggelam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengevakuasi korban kalap, Agung Nugroho, 12, warga Dukuh Kemloko RT 003/RW 002 Desa Keyongan, Nogosari, Selasa (11/4/2017). (Istimewa)

Orang Tenggelam Boyolali, seorang siswa SD tenggelam di bendungan saat pulang sekolah.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang bocah berusia 12 tahun, Agung Nugroho, ditemukan sudah tak bernyawa di bendungan irigasi Dukuh Penggung, Desa Keyongan, Nogosari, Selasa (11/4/2017).

Advertisement

Bocah yang masih kelas V SD tersebut diduga tak bisa berenang saat mandi selepas pulang sekolah. Informasi yang dihimpun Solopos.com di Mapolsek Nogosari, Agung adalah warga Dukuh Kemloko RT 003/RW 002 Desa Keyongan, Nogosari.

Selepas pulang sekolah sekitar pukul 11.00 WIB, Selasa, Agung mengajak dua temannya, Alia, 6, dan Andika, 10, ke bendungan irigasi di Desa Dukuh Penggung, Desa Keyongan. Bendungan tersebut selama ini kerap dipakai mandi anak-anak desa setempat.

Namun, siang itu pintu bendungan ditutup untuk pengaturan pembagian air. Hal inilah yang membuat kedalaman bendungan cukup tinggi hingga dua meteran.

Advertisement

Agung tak menyadari hal itu. Dia langsung menceburkan diri ke bendungan itu seorang diri. Sementara dua temannya tak ikut mandi. Agung Nogroho langsung tenggelam dan tak terlihat lagi begitu menceburkan diri.

Melihat gelagat aneh itu, dua anak lainnya langsung panik dan berlari meminta tolong warga. “Sejumlah warga berdatangan dan memberikan pertolongan. Namun, korban sudah meninggal dunia,” ujar Kapolsek Nogosari, AKP Warsito, kepada Solopos.com, Jumat (14/4/2017).

Proses evakuasi Agung dilakukan dengan membuka pintu bendungan. Hal itu agar bendungan seluas 4 meter persegi itu menyusut kedalaman airnya. Setelah air menyusut, Agung ditemukan sudah terapung dengan perut penuh air.

Advertisement

“Sejumlah saksi sudah kami mintai keterangan. Insiden ini murni kecelakaan air. Tak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban,” lanjutnya.

Korban meninggal dunia karena saluran pernapasannya tersumbat air. Korban diduga kuat tak bisa berenang sehingga tak mampu menyelamatkan diri di air yang dalam. Setelah diperiksakan ke puskesmas setempat, korban langsung diserahkan kepada keluarganya untuk dikebumikan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif