Soloraya
Kamis, 13 April 2017 - 09:35 WIB

TANAH BERGERAK SRAGEN : Rumah Retak-Retak, 29 Keluarga Mau Direlokasi dengan Syarat Ini

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kasi Tramtib Kecamatan Kalijambe Agus Subagyo (kiri) melihat keretakan tanah di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Senin (6/2/2017). (Istimewa/Agus Subagyo)

Tanah bergerak Sragen, 29 keluarga yang rumahnya retak-retak bersedia direlokasi.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 29 keluarga yang terdampak tanah bergerak di Dusun Jeruk, Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen, bersedia direlokasi asalkan mendapat subsidi yang setimpal dari Pemkab Sragen.

Advertisement

Kepala Dusun (Kadus) I atau Bayan Jeruk, Suwarno, mengatakan bangunan rumah 29 keluarga itu sudah retak-retak. Dia mengaku sudah mengajak bicara sebagian besar warga terkait peluang mengikuti program relokasi.

Menurutnya, warga pada dasarnya bersedia direlokasi. Namun, mereka menginginkan subsidi yang setimpal untuk membangun kembali rumah mereka di lokasi baru. “Sebagian besar dari mereka itu tidak punya lahan di tempat lain. Kalau harus pindah rumah dengan biaya sendiri, mereka tidak mampu,” terang Suwarno kepada Solopos.com, Rabu (12/4/2017).

Suwarno menjelaskan sebetulnya sudah ada tanah kas desa yang bisa digunakan untuk merelokasi 29 keluarga itu. Meski begitu, selama ini belum ada pembahasan terkait penggunaan tanah itu.

Advertisement

“Tanah kas desa itu bisa dibangun rumah dengan status hak pakai atau ditukar guling. Kalau hak pakai, warga tidak bisa menjualnya karena sama saja dengan pinjam tanah. Kalau ditukar guling, prosesnya lama karena usulan harus mendapat persetujuan gubernur,” papar Suwarno.

Di sisi lain, pergerakan tanah di Dusun Jeruk makin hari makin memprihatinkan. Dalam sepekan pergeseran tanah bisa mencapai 10 cm. Pergeseran tanah itu paling jelas terlihat dipermukaan jalan yang retak, terutama setelah turun hujan dengan intensitas tinggi.

“Ada sekitar enam rumah yang kehilangan akses karena jalan ambles. Pada Minggu [9/4/2017], kami bekerja bakti membuka jalan baru melalui kebun. Tiap Minggu kami terus menggerakkan kerja bakti untuk membuka jalan baru karena jalan utama semakin ambles,” terang Suwarno.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Dwi Sigit Kartanto mengatakan terdapat 10 kecamatan yang memiliki potensi longsor di Sragen. Ke-10 kecamatan itu adalah Gesi, Jenar, Kalijambe, Masaran, Miri, Mondokan, Sambirejo, Sukodono, Tangen, dan Tanon.

Data itu bersumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. “Potensi pergerakan tanah di 10 kecamatan itu masuk kategori menengah-tinggi. Tapi, karakter pergerakan tanah di tiap daerah beda-beda. Ada yang berlangsung cepat tanpa diduga, namun ada yang lambat dalam waktu yang lama,” terang Sigit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif