Jogja
Kamis, 13 April 2017 - 18:18 WIB

LONGSOR KULONPROGO : Pergerakan Tanah Dipantau dari Udara

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di rumah kepala Dusun Jeruk, Gerbosari, yang menjadi lokasi pengungsian bagi warga terdampak longsor. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Kulonprogo dipantau dari udara

Harianjogja.com, KULONPROGO -Tim Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) menggunakan pesawat nirawak untuk mendapatkan citra lokasi bencana longsor di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari, Rabu (12/4/2017).

Advertisement

Tim Geolog UGM Wahyu Wilopo menjelaskan, pesawat nirawak itu digunakan untuk melihat pergerakan tanah dari udara. Tebing yang berada di bawah sawah, dekat lokasi, terhitung curam, kata dia.

Tim akan mencoba menghitung volume longsor yang potensial muncul, untuk bisa menentukan sejauh mana bidang luncur timbul. Karena apabila muncul volume longsor yang lebih besar, diperkirakan muncul bidang luncur 500 meter hingga satu kilometer.

Tim masih akan terus melakukan penelitian dan pengambilan data di lapangan. Penjelasan dan rekomendasi yang lebih mendetail dari penelitian lapangan, akan disampaikan beberapa waktu mendatang.

Advertisement

Kepala Dusun Jeruk, Sarjono menuturkan, warga terdampak longsor, kini masih memilih bertahan di pengungsian, sambil menunggu hasil kajian tim Geologi UGM dan arahan dari Pemkab Kulonprogo. Rumah-rumah yang sudah dalam kondisi rusak atau retak-retak akibat longsor juga belum dibongkar.

“Kami berharap hasil kajian atau rekomendasi segera turun sehingga nasib warga ada kejelasan,” jelasnya.

Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY, Iridiyani menjelaskan, pihaknya menyalurkan beras bantuan kepada para pengungsi longsor Dusun Jeruk, yang berasal dari cadangan pangan. Penyaluran bantuan dilakukan paska peninjauan dan verifikasi di lapngan.

Advertisement

Sebanyak 250 kilogram beras diperuntukkan bagi 28 pengungsi selama 30 hari, masing-masing akan mendapat jatah 300 gram per orang. Kebutuhan pokok seperti beras memang sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat, beras tersebut diantar langsung ke titik lokasi pengungsian dan dikelola oleh warga.

Beras juga bisa diolah dan dimanfaatkan untuk asupan tenaga relawan”, atau siapa saja yang membantu warga di pengungsian,” ujarnya.

Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulonprogo, Sunaryo menyebutkan, dalam menyikapi adanya bencana, pihaknya memberikan bantuan berupa makanan. Sejauh ini, 50 kilogram beras dan lauk-pauk diserahkan untuk membantu kebutuhan di pengungsian.

“Kalau kaitan relokasi warga, itu bukan ranah kami, kami hanya mengikuti masukan dari pemerintah desa,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif