Jateng
Senin, 10 April 2017 - 12:50 WIB

WISATA SEMARANG : Demi Jadi Kampung Wisata, Warga Desa Ini Bikin Mural Sejarah Kota Atlas

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Kampung Batik Tengah saat membuat mural tentang sejarah Kota Semarang bertajuk Adeging Kutha Semarang, Kamis (9/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Wisata di Semarang, potensinya coba ditingkatkan oleh warga Kampung Batik Tengah dengan membuat mural.

Semarangpos.com, SEMARANG – Banyak generasi muda saat ini kurang mengerti tentang sejarah, terutama asal mula berdirinya Kota Semarang. Kebanyakan dari generasi muda saat ini hanya mengetahui jika ibu kota Jawa Tengah (Jateng) itu merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang pada zaman kolonial menjadi salah satu pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Advertisement

Kekurangpahaman generasi muda akan sejarah Kota Semarang ini membuat warga Kampung Batik Tengah RT 004/RW 002, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, membuat mural sepanjang 46 meter yang menceritakan sejarah berdirinya Kota Semarang.

Lukisan bernuansa wayang geber yang mengambil tema Adeging Kutha Semarang itu menceritakan kondisi Semarang mulai saat masih berwujud pulau-pulau pada abad ke-14 atau saat masih menjadi kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno, kedatangan pelaut asal Tiongkok Laksamana Ceng Ho yang mendirikan Kelenteng Sam Po Kong, hingga masa perjuangan kemerdekaan.

Advertisement

Lukisan bernuansa wayang geber yang mengambil tema Adeging Kutha Semarang itu menceritakan kondisi Semarang mulai saat masih berwujud pulau-pulau pada abad ke-14 atau saat masih menjadi kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno, kedatangan pelaut asal Tiongkok Laksamana Ceng Ho yang mendirikan Kelenteng Sam Po Kong, hingga masa perjuangan kemerdekaan.

Warga Kampung Batik Tengah saat membuat mural tentang sejarah Kota Semarang bertajuk Adeging Kutha Semarang, Kamis (9/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

“Melalui mural ini kami ingin mengangkat kembali budaya tradisional yang sudah mulai terlupakan. Oleh sebab itu kami mengambil tema Adeging Kutha Semarang atau yang berarti sejarah berdirinya Kota Semarang,” ujar Ignatius Luwiyanto, salah satu tokoh masyarakat Kampung Batik Tengah, kepada Semarangpos.com, Kamis (9/4/2017).

Advertisement

Untuk mengerjakan mural itu, warga Kampung Batik Tengah membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan dengan menghabiskan sekitar 30 kaleng cat.

“Dengan adanya mural ini kami ingin nuansa jadoel [tempo dulu] semakin terasa di Kampung Batik Tengah. Kampung ini sudah ada sejak zaman penjajahan dan merupakan saksi bisu masa perjuangan melawan penjajah dulu,” terang Luwi.

Ya, Kampung Batik Tengah memang merupakan salah satu kampung tertua di Semarang. Letaknya di kawasan Bubakan atau tepat di belakang sentra perajin kain batik di Semarang, yakni Kampung Batik.

Advertisement

Jika dari Gereja Blenduk Kota Lama, untuk menuju Kampung Batik Tengah, maka harus memutar sampai ke Bundaran Bubakan. Gang masuk ke kampung itu sama dengan gang menuju Kampung Batik, yang terletak di samping Hotel Horison.

Bedanya, jika untuk menuju ke Kampung Batik dari gang langsung belok ke kiri, maka ke Kampung Batik Tengah harus belok ke kanan.
Di kampung ini, pengunjung tak hanya akan disajikan mural yang menceritakan asal mula Kota Semarang. Pengunjung juga bisa mendapatkan membeli batik khas Semarang di kampung tersebut.

“Beberapa warga di Kampung Batik Tengah ini juga merupakan perajin batik. Bahkan ibu-ibu di sini, rata-rata juga bisa membatik dan berjualan batik di rumahnya,” ujar Luwi.

Advertisement

Komunitas pencinta sepeda onthel Kota Semarang saat melewati gang di Kampung Batik Tengah yang dinding bangunannya dihiasi lukisan tentang sejarah berdirinya Kota Semarang, Kamis (9/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif