Jogja
Minggu, 9 April 2017 - 04:19 WIB

BENCANA BANTUL : Bronjong Terkikis, Warga Was-Was Tanah Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (JIBI/Dok)

Bencana Bantul berupa longsor mengancam di sekitar Sungai Opak

Harianjogja.com, BANTUL — Bronjong Sungai Opak sepanjang kurang lebih 200 meter di Jlamprang Lor, Jambidan, Banguntapan yang mulai terkikis membuat warga RT 05 was-was. Pasalnya, ada tujuh rumah warga yang berjarak sekitar empat meter dari tubir Sungai Opak tersebut. Selain itu, ada dua rumah warga yang berjarak sekitar satu meter dari tubir yang belum dibronjong.

Advertisement

Ketua RT 05, Rohmadi mengatakan bronjong tersebut dipasang sekitar tahun 2013 dan hampir ambrol karena terkikis aliran Sungai Opak sedikit demi sedikit. Apalagi ketika musim hujan seperti saat ini, warga merasa khawatir karena debit air yang meningkat dan semakin deras.

“Itu di bawah sudah kelihatan tanahnya. Padasnya [batu] juga sudah benthet-benthet [retak], kalau air tidak tinggi terlihat jelas. Sudah mau ambrol itu,” ujar dia, Jumat (7/4/2017).

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, bronjong tersebut masih cukup kokoh dan diatasnya tumbuh pepohonan, namun sudah sangat dekat dengan aliran air sungai. Rohmadi membenarkan bahwa batuan kali yang berada di pinggir Sungai Opak tersebut sudah terkikis beberapa tahun terakhir. Longsor-longsor minor malah terjadi di jalan paving yang dibangket oleh warga.

Advertisement

“Tahun lalu, bangket ini ambrol sampai terlihat pipa saluran airnya,” kata dia.

Namun yang mengkhawatirkan adalah tanah longsor di tubir yang belum dibronjong dan sangat dekat dengan dua rumah warga RT 05. Bahkan ada longsoran baru yang hanya berjarak sekitar setengah meter dari dinding belakang rumah warga. Dukuh Jlamprang Lor, Subagyo mengatakan bulan lalu longsoran belum terlalu dekat seperti sekarang ini. Ia juga menjelaskan wilayah yang rawan longsor adalah tubir sepanjang kurang lebih 200 meter yang belum dibronjong.

Menurut Subagyo, pihaknya sudah berkali-kali mengajukan proposal untuk pembangunan bronjong ke kabupaten namun belum ada tanggapan. Rohmadi juga mengiyakan dan menjelaskan pada Januari 2017, ia kembali mengajukan proposal dan kemudian ditanggapi dengan kedatangan anggota DPRD Bantul, Setiya, pada Kamis (6/4/2017).

Advertisement

Saat dikonfirmasi Setiya menyatakan masalah ini sudah disampaikannya ke Pemda dan akan segera ditindaklanjuti oleh dinas-dinas terkait.

“Jangka pendeknya sudah dilaporkan. Kata Dinas PU jika darurat maka akan diurus oleh BPBD. Kalau jangka panjang kita berusaha menjadikan sungai sebagai halaman depan, memang lama tapi harus ada yang memulai,” kata dia saat ditemui di kantornya.

Sedangkan Pelaksana Harian Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan belum mendapatkan laporan terkait bronjong yang terkikis di Jlamprang Lor. Namun pihaknya berjanji akan segera mengecek tingkat kedaruratan longsor tersebut. “Kalau memang darurat kita bisa pakai dana tak terduga. Bisa dari APBN atau BNPB. Tapi kita survei dulu,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif