News
Sabtu, 8 April 2017 - 23:00 WIB

Ini Perubahan Besar Bandara Adi Soemarmo dengan Adanya Kereta

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia di landasan pacu Bandara Adi Soemarmo Solo di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Bandara Adi Soemarmo akan benar-benar mengalami perubahan besar dengan adanya kereta bandara.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan kereta bandara mendukung terciptanya airport city karena menghubungkan Bandara Adi Soemarmo Solo dan Bandara Adisutjipto Jogja yang berjarak 50 km. Fasilitas ini pun mempermudah pergerakan penumpang dari Jogja menuju ke Solo dan sebaliknya.

Advertisement

Pembangunan proyek intermoda transportasi ini ditandai dengan ground breaking atau peletakan batu pertama kereta bandara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Adi Soemarmo, Sabtu (8/4/2017). Presiden menyampaikan pembangunan moda transportasi penghubung bandara, stasiun, dan terminal ini merupakan upaya meningkatkan daya saing Indonesia.

“Pemenang persaingan adalah negara yang efisien dan memiliki pelayanan cepat. Kereta bandara ini menjawab kebutuhan kecepatan dan kemudahan menggunakan transportasi umum karena menghubungkan bandara menuju ke tengah kota [Solo] hingga ke Jogja dan Madiun. Jadi 2018 [pembangunan] kereta bandara harus selesai,” tutur Jokowi sapaan akrabnya, Sabtu.

Upaya revitalisasi bandara berkode SOC itu di antaranya perluasan ruang tunggu dari 13.000 m2 menjadi 26.000 m2, perpanjangan runway dari 2.600 m menjadi 3.000 m, dan penambahan parking stand dari 10 tempat parkir menjadi 13 tempat parkir pesawat. Semuanya ditargetkan selesai tahun depan karena penumpang akan terus bertambah.

Advertisement

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan kereta bandara mendukung konektivitas dan menjadi solusi terhadap tingginya permintaan dari masyarakat Solo dan sekitarnya, seperti Madiun, Klaten, dan Purwodadi yang ingin memanfaatkan transportasi udara. Pembangunan kereta bandara juga merupakan hal penting untuk mendukung airport city.

Apalagi Bandara Adi Soemarmo menjadi poros sehingga menjadi pusat penghubung kota besar, seperti Ambon, Kupang, Manado, Palangkayara, Makassar, dan Palembang yang bisa langsung ke Solo untuk mengurangi tekanan di Jakarta. Mantan Dirut Angkasa Pura (AP) II ini mengatakan setelah Solo menjadi hub (poros) pada September tahun lalu, jumlah penumpang naik dari 1,5 juta orang menjadi 2,1 juta orang hanya dalam waktu enam bulan.

Oleh karena itu, revitalisasi dan pembangunan kereta bandara diharapkan dapat mendukung pertumbuhan jumlah penumpang dan naik menjadi 5 juta-7 juta orang/tahun. Hal ini karena pergerakan penumpang menjadi mudah, nyaman, dan tepat waktu.

Advertisement

Kenaikan penumpang tidak hanya untuk penumpang domestik tapi juga penumpang mancanegara karena panjang landasan yang bertambah menjadi 3.000 m memungkinkan pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330, Boeing 777, dan Airbus A380. Apalagi Bandara Adi Soemarmo juga merupakan satu-satunya bandara di Jateng-DIY yang bisa digunakan mendarat pesawat wide body ini.

“Bandara di Solo, Jogja dan Semarang akan terhubung melalui jalur kereta dan jalan tol. Oleh karena itu tiga kota ini bisa berbagi peran dan saling mendukung untuk meramaikan Candi Borobudur yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia,” ujar Budi Karya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif