Jogja
Sabtu, 8 April 2017 - 06:22 WIB

BENCANA KULONPROGO : Akankah Kawasan yang Ditempati Warga Layak Huni?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan rawan longsor. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Bencana Kulonprogo berikut merupakan tanah longsor

Harianjogja.com, KULONPROGO — Tebing tanah setinggi 10 meter longsor dan merusak dua unit rumah warga di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari, Kamis (6/4/2017) pagi. Demi mencegah dampak longsor susulan, total sembilan Kepala Keluarga (KK) 28 jiwa dari delapan rumah, yang mendiami wilayah setempat, terpaksa mengungsi.

Advertisement

Baca Juga : BENCANA KULONPROGO : Rawan Longsor, 28 Jiwa Mengungsi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Gusdi Hartono mengatakan BPBD berencana melakukan kajian bersama tim peneliti bencana longsor Universitas Gadjah Mada (UGM), untuk mengetahui apakah lahan yang ditempati oleh warga tadi, masih layak ditinggali. Hal ini menjadi alasan pihaknya tak bisa memperkirakan lama tinggal warga di pengungsian. Bukan hanya itu, BPBD juga masih memikirkan jalan yang tepat diambil, untuk tiga KK lainnya yang berada di Dusun Manggis, yang juga terancam longsor.

Kapolres Kulon Progo AKBP Irfan Rifai mengimbau, warga yang mengungsi jangan kembali ke rumah mereka, sampai hasil kajian Pemkab dan UGM keluar, serta menyatakan rumah mereka layak ditinggali. Pihaknya juga akan mengerahkan satuannya untuk melakukan penjagaan di kediaman warga yang mengungsi, untuk menjaga aset warga, agar tetap aman.

Advertisement

Sementara itu, salah satu pengungsi, Siswiyanti mengungkapkan, tanda-tanda longsor susulan sebetulnya sudah muncul tiga hari sebelumnya, yakni bertambah luasnya rekahan tanah yang muncul di ruang tamu, samping rumah, dapur dan kamarnya. Namun, karena pada Kamis pagi cuaca cerah, ia begitu terkejut melihat tebing yang berada di samping rumahnya, longsor secara tiba-tiba. Malam harinya, hujan turun begitu deras, khawatir terjadi longsor susulan, ia beserta puluhan warga yang lain mengungsi ke kediaman Kepala Dusun yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.

“Bagian dalam rumah hancur, tembok retak. Mudah-mudahan ada tindak lanjut dari pemerintah, minimal membuatkan kami rumah walau hanya sekadarnya,” kata dia, Jumat (7/4/2017)

Berdasarkan pantauan di lapangan, bagian dinding rumah korban longsor banyak terdapat retakan akibat tanah longsor yang menabrak dinding rumah. Di antara rumah satu dan rumah lainnya, nampak rekahan yang membujur dan menjadi jalur air. Bagian tebing yang longsor, di atasnya juga merupakan areal persawahan, dan terdapat garis rekahan melintang dan membujur. Sekitar 700 meter dari rumah paling pinggir, ada sebuah bidang luncur tanah longsor yang begitu curam dan membahayakan warga yang tinggal di bagian agak jauh dari tebing. Menelusuri sawah, di bagian atasnya nampak kawasan berbukit yang tanahnya sudah ambles dan berpotensi membuat tanah di bagian bawah [termasuk tanah di area sawah] semakin turun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif