News
Jumat, 7 April 2017 - 15:10 WIB

Kisah di Balik Foto Ladyboy Thailand Antre Undian Wajib Militer

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pria tersenyum melihat Patra Wirunthanakij meminta surat tak ikut Wamil. (Istimewa/Mirror.co.uk)

Kisah unik kali ini tentang acara tahunan pengundian wajib militer di Thailand.

Solopos.com, BANGKOK – Bulan April pihak militer Thailand melakukan pengundian terhadap warga laki-laki berusia 21 tahun untuk mengikuti wajib militer (wamil). Tak lumput, seorang transgender pemenang Miss Mimosa Queen of Thailand, Patra Wirunthanakij, ikut antre dalam pengundian tersebut.

Advertisement

Pemerintah Thailand melarang perubahan data jenis kelamin di kartu identitas, termasuk untuk seorang transgender.  Oleh karena itu, para ladyboy seperti Patra tetap harus mengikuti pengundian wajib militer saat usia 21 tahun.

Meski demikian, zaman sudah berubah. Melalui proses selama enam tahun, komunitas ladyboy berhasil mengajukan pengecualian ke Pengadilan Administatif Thailand untuk menerbitkan surat khusus bagi para transgender agar berhak tidak mengikuti pengundian wamil.

Advertisement

Meski demikian, zaman sudah berubah. Melalui proses selama enam tahun, komunitas ladyboy berhasil mengajukan pengecualian ke Pengadilan Administatif Thailand untuk menerbitkan surat khusus bagi para transgender agar berhak tidak mengikuti pengundian wamil.

Para ladyboy yang sudah sepenuhnya melakukan operasi bisa memohon surat khusus tersebut. Meski demikian, mereka tetap harus menghadiri pengundian wamil untuk melapor ke pihak militer mengenai status mereka.

Meski sebagian besar ladyboy bisa menunjukkan surat khusus tersebut, masih ada beberapa yang belum sempat menyelesaikan syarat penerbitan surat khusus di waktu yang sudah ditentukan.  Bagi mereka, mengikuti pengundian sampai selesai adalah satu-satunya pilihan.

Advertisement

Dilansir Mirror, Kamis (6/4/2017), tahun ini ladyboy populer tertangkap kamera mengdatangi tempat pengundian wamil. Ia adalah Patra Wirunthanakij, ladyboy yang kerap dipanggil Nadia itu merupakan Miss Mimosa Queen of Thailand, sebuah kontes kecantikan khusus ladyboy. Pada kesempatan itu Nadia datang untuk menunjukkan surat khusus yang dia miliki.

Berbeda dengan Nadia yang terbebas dari pengundian wamil, ladyboy bernama Anchada Duayamphan dan Rusanan Reuanmoon kurang beruntung. Keduanya belum melakukan operasi, sehingga harus mengikuti pengundian wamil sampai selesai.

“Saya khawatir dengan pengundian ini. Sekarang saya aktif sebagai mahasiswa tahun pertama di salah satu universitas di Ayuthaya. Saya belum sepenuhnya perempuan, karena belum melakukan operasi,” jelas Anchada.

Advertisement

Nadia menunjukkan surat khusus yang membuat dia bisa tidak mengikuti pengundian wamil (Exclusive Pix Media)

Pengundian wamil tahun 2017 dilakukan di tiga tempat, yakni Phayao, Prae, dan Korat. Di tiga tempat itu ribuan laki-laki dari sembilan daerah mengundi nasib mereka. Bagi calon yang mendapat kartu hitam, mereka terbebas dari wamil, bagi yang mendapat kartu merah harus melanjutkan ke tahap selanjutnya dan siap wamil selama dua tahun. Dikabarkan, ada delapan ladyboy yang lolos wamil di tempat pengundian Prae. Dari 500 calon yang datang ada 60 pria yang terpilih.

Pengundian wamil tahun ini diawali dengan kampanye dari komunitas LGBT Thailand untuk mengurangi tindak pelecehan terhadap para ladyboy yang mengikuti pengundian wamil.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif