Soloraya
Selasa, 4 April 2017 - 21:40 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : Soal Tingalan Jumenengan PB XIII, Ini Instruksi Presiden Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PB XIII Tak Datangi Tingalan Dalem Jumenengan dan Pilih Wisuda Abdi Dalem

Konflik Keraton Solo, Presiden Jokowi melalui Wali Kota Solo menginstruksikan tingalan jumenengan digelar 22 April.

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo menginstruksikan prosesi tingalan jumenengan (peringatan naik takhta) Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi tetap digelar pada 22 April mendatang.

Advertisement

Konflik yang kini tengah terjadi di internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat diminta segera diselesaikan. Instruksi tersebut disampaikan Presiden kepada Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo di Istana Negara akhir pekan lalu. (Baca juga: Tim Lima dan Dewan Adat Rembukan di Pusdiktop)

Wali Kota mengatakan sesuai amanat UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya, Presiden, gubernur, hingga pemkot bertugas menyelamatkan cagar budaya secara keseluruhan baik fisik maupun budaya Keraton agar tetap berlangsung.“Dasar inilah Presiden ingin agar PB XIII Hangabehi bisa melaksanakan tingalan jumenengan pada 22 April,” kata Wali Kota yang akrab disapa Rudy itu ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/4/2017).

Dalam prosesi tingalan jumenengan itu, Rudy mengatakan pemerintah pusat akan membantu mengucurkan anggaran untuk pelaksanaannya. Proposal kebutuhan anggaran tingalan jumenengan tersebut akan dibawa ke Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pekan depan.

Advertisement

Harapannya, prosesi tingalan jumenengan bisa dilaksanakan sesuai adat dan istiadat budaya Keraton. “Seluruh putra-putri PB XII bersama-sama bisa nyengkuyung betul dan memperingati tinggalan jumenengan tanpa terkendala apa pun,” katanya.

Ihwal konflik internal Keraton, Rudy mengatakan segera diselesaikan. Yang terpenting prosesi tingalan jumenengan bisa terlaksana sesuai perayaan ulang tahun naik takhta Raja PB XIII Hangabehi pada 22 April.

Setelah tingalan jumenengan, putra-putri PB XII bisa duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan internal Keraton. Termasuk pembenahan Keraton sebagai bangunan cagar budaya sehingga nantinya bisa menarik wisatawan.

Advertisement

Rudy berharap tingalan jumenengan tahun ini akan berbeda dengan acara serupa sebelumnya. Perbedaan yang diharapkan adalah berkumpulnya seluruh keluarga besar dari anak hingga kerabat Keraton. Setelah prosesi tingalan jumenengan, Rudy ingin kebersamaan itu berlanjut untuk menyelesaikan konflik.

“Kami fokus agar tahun ini tingalan jumenengan bisa berjalan. Jangan membahas pengosongan terlebih dahulu, setelah itu duduk bersama untuk membicarakan Keraton ke depan,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif