SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan (wallconvert.com)
Prakiraan cuaca dari BMKG Jateng menyatakan April 2017 ini sebagai musim peralihan.
Semarangpos.com, SEMARANG – Stasiun Klimatologi Klas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang atau yang sering disebut BMKG Jateng menyatakan bahwa bulan April 2017 ini sebagai musim peralihan dari penghujan ke kemarau. Meski demikian, BMKG Jateng mengimbau masyarakat tetap waspada karena di masa peralihan curah hujan justru berpotensi semakin lebat.
“Curah hujan di musim peralihan ini diprediksi masih tinggi. Potensi bencana longsor juga masih ada terutama di daerah-daerah dataran tinggi, seperti area Pegunungan Tengah. Curah hujan yang tinggi membuat kontur tanah sangat labil,” ujar Kepala BMKG Jateng, Tuban Wiyoso, saat dihubungi Semarangpos.com, Senin (3/4/2017).
Tuban menambahkan secara umum adanya peralihan dari musim hujan menuju kemarau membuat cuaca menjadi tidak menentu. Kondisi itu pun membuat hujan yang turun tidak hanya dalam intensitas tinggi, tapi juga disertai angin kencang serta kilatan petir.
Kondisi seperti itu juga akan terjadi di wilayah Pantura Jateng. Walaupun citra satelit memantau di daerah itu sudah muncul suhu udara yang kering, tapi tetap masih berpotensi terjadinya hujan lebat.
“Lokasi di wilayah datar tanpa halangan itu justru yang sering hujan. Lagipula kecepatan angin rata-rata di atas 30 knot,” beber Tuban.
Dengan kondisi curah hujan yang tinggi itu, Tuban mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dengan tetap mengenali potensi bencana di daerah masing-masing.
“Saya sarankan jika hujan lebat, jangan suka berteduh di bawah pohon atau baliho. Sebab, hal itu justruu membahayakan karena tidak menutup kemungkinan pohon-pohon itu tumbang diterjang angin kencang,” beber Tuban.