Jogja
Senin, 3 April 2017 - 09:19 WIB

PENELANTARAN ANAK : Ponpes Akui Kekurangan Pengasuh

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Pondok Pesantren Umul Mutta’alimin (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Penelantaran anak kali ini ditemukan di sebuah Ponpes.

Harianjogja.com, BANTUL — Berdalih jumlah tenaga pengasuh yang minim, Pondok Pesantren Umul Mutta’alimin yang berada di wilayah Dusun Jambon, Desa Argosari, Sedayu diduga menelantarkan santrinya. Akibatnya, aktivitas pendidikan santri yang kebanyakan anak-anak siswa SD dan SMP itu pun terganggu.

Advertisement

Baca Juga : PENELANTARAN ANAK : Kurang Personel, Ponpes Diduga Telantarkan Santrinya

Kepala Dukuh Jambon Sudarna pun mengaku, pihak pengelola Ponpes itu selama ini belum pernah menyerahkan dokumen apapun terkait identitas penghuni, baik kepada pihak RT maupun Kepala Dukuh. Terbukti, saat hendak mengajukan pengurusan asuransi kesehatan para santrinya, ia pun kesulitan lantaran terbatasnya berkas identitas mereka.

Advertisement

Kepala Dukuh Jambon Sudarna pun mengaku, pihak pengelola Ponpes itu selama ini belum pernah menyerahkan dokumen apapun terkait identitas penghuni, baik kepada pihak RT maupun Kepala Dukuh. Terbukti, saat hendak mengajukan pengurusan asuransi kesehatan para santrinya, ia pun kesulitan lantaran terbatasnya berkas identitas mereka.

“Mbok ya dokumen itu dilaporkan ke kami. Jadi, kalau ada apa-apa, kami kan bisa membantu,” ucapnya, Minggu (2/4/2017).

Terkait hal itu, Pengasuh Ponpes Umul Mutta’alimin Ikhsanudin membantah jika para santrinya terlantar. Diakuinya, selama ini piihaknya sudah memenuhi segala kebutuhan dasar para santri.

Advertisement

Meski begitu, ia tak menampik kendala minimnya jumlah pengasuh di pondoknya.

Dengan santri berjumlah 50 orang yang 40 di antaranya menetap di pondok, ia hanya memiliki satu orang juru masak, satu orang juru cuci dan tiga orang guru mengaji.

Ia pun membenarkan, pasca tak diperpanjangnya masa berlaku izin Panti Asuhan, praktis, pihaknya pun tak punya pilihan selain menjalankan pengasuhan santrinya itu dengan konsep ponpes murni.

Advertisement

“Sejak akhir tahun lalu, kami sudah berupaya mengurus izinnya [ponpes] ke Kementrian Agama. Tapi sampai hari ini belum ada jawaban,” dalih kyai yang juga pengusaha bahan bangunan itu.

Untuk sumber pendapatan, Ikhsanudin mengaku, pihaknya sudah memiliki donatur tetap setiap bulannya. Selain itu, tak jarang pihaknya juga mendapatkan tambahan uang dari beberapa donatur lainnya.

“Itulah, kalau untuk sandang, pangan, papan tidak ada yang kurang kok. Kalau urusan kelengkapan berkas identitas, jujur saja kami akui juga kesulitan mencarinya. Karena anak-anak yang di sini, kebanyakan berasal dari latar belakang keluarga yang tidak jelas,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif