Soloraya
Senin, 3 April 2017 - 17:40 WIB

Menara Jagung di Kompleks Kantor Pemkab Boyolali Direhab, Kulitnya Diganti

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja memasang jagung-jagung utuh sebagai pelapis Menara Jagung di kompleks Kantor Bupati Boyolali, Senin (3/4/2017). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Menara Jagung yang menjadi daya tarik di Boyolali belakangan ini mulai direhab.

Solopos.com, BOYOLALI — Menara Jagung di kompleks Kantor Bupati Boyolali mulai direhab. Proyek tersebut diperkirakan selesai pekan ini.

Advertisement

Jagung-jagung lama pelapis menara setinggi 15 meter dan diameter 3 meter yang sebagian besar sudah berjamur dirontokkan sejak Selasa (28/3/2017). Sementara jagung-jagung baru sebagai lapisan pengganti mulai dipasang Senin (3/4/2017). (Baca: Menara Jagung Itu Tak Seindah Dulu Lagi)

Berdasarkan pantauan Solopos.com, tiga pekerja mulai memasang jagung-jagung tersebut menggunakan mobil tangga. Untuk mempermudah pemasangan, jagung-jagung utuh itu dirangkai menggunakan kawat dan selanjutnya jagung itu dikaitkan ke kerangka menara.

Pelaksana proyek, Rahmat Sahid, mengatakan jumlah jagung yang disiapkan hampir sama dengan sebelumnya yakni sekitar 16.000 buah. Jumlah jagung ini akan ditambah jika dirasa masih kurang.

Advertisement

Sementara itu, menara baru ini memiliki sedikit berubah dibandingkan dengan menara lama. Di antaranya jagung-jagung yang dipasang kali ini mendapatkan treatment berupa pengawet dan coating.

Menara yang dulu itu jagungnya utuh dan tidak diapa-apakan. Sekarang jagungnya dikasih pengawet kayu dan coating clear,” kata Rahmat saat ditemui wartawan di sekitar lokasi.

Maklum saja, menara itu berada di luar ruangan sehingga akan diterpa cuaca panas maupun hujan yang bisa merusak jagung-jagung tersebut. Selain itu, posisi jagung yang sebelumnya ujungnya di bawah, kini dibalik (ujung di atas) menyesuaikan bentuk menara dengan ujung jagung di bagian atas.

Advertisement

Demikian pula dengan kulit jagung yang sebelumnya dibuat dengan kain, nanti dibuat dengan bahan pelat galvalum agar lebih awet. Rahmat juga mengatakan kulit ini nantinya dibuat lebih proporsional dengan “batang jagung”.

“Dulu memang terlihat kurang proporsional. Makanya nanti akan kami buat lebih proporsional,” imbuhnya.

Di sisi lain, rehab yang didanai PT BISI International Tbk. ini menelan biaya Rp67 juta. “Itu untuk semuanya, termasuk pengadaan jagung, ongkos pengerjaan, hingga lighting,” imbuh Sahid.

Sebagaimana diketahui, Menara Jagung tersebut mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (Muri) dan dalam rangka Peringatan ke-36 Hari Pangan Sedunia (HPS) 2016. Menara Jagung menjadi ikon baru di Boyolali objek swafoto (selfie) bagi masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif