Soloraya
Senin, 3 April 2017 - 22:15 WIB

Diperlakukan Kasar di Kantor Desa, 2 Perempuan Boyolali Mengadu ke Polisi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nenek Wijiyem, 62, bersama rekannya, Lindawati, seusai mengadukan sejumlah warga di Mapolsek Teras, Senin (3/4/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Seorang nenek-nenek mengadu ke polisi gara-gara merasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang warga Desa Salakan, Teras, Boyolali, Wijiyem, 62, mengadukan sejumlah orang ke polisi lantaran mendapatkan perlakuan tak menyenangkan saat mengurus surat-surat di balai desa setempat.

Advertisement

Saat mengadu ke polisi, nenek-nenek tersebut didampingi seorang perempuan paruh baya, Lindawati, 40. Pantauan Solopos.com di Mapolsek Teras, Senin (3/4/2017), kedua perempuan itu mengadu ke Polsek Teras lantaran tak terima dengan tindakan sejumlah orang di Balai Desa Salakan.

Kedua pihak bahkan sempat cekcok di balai desa tersebut. Mereka bermaksud melaporkan sejumlah orang itu lantaran diduga menghalang-halangi mereka mengurus surat-surat kelengkapan pengajuan kredit ke bank.

Advertisement

Kedua pihak bahkan sempat cekcok di balai desa tersebut. Mereka bermaksud melaporkan sejumlah orang itu lantaran diduga menghalang-halangi mereka mengurus surat-surat kelengkapan pengajuan kredit ke bank.

“Sebelum resmi lapor, kami sarankan untuk mengadu dulu. Kami akan mintai keterangan kedua pihak dulu,” ujar Kanitresrkrim Polsek Teras, Ipda Wijanadi, di sela-sela pemeriksaan saksi.

Wijanardi menjelaskan kedua perempuan itu mengadukan sejumlah orang yang ditemui di balai desa. Orang yang diadukan itu dituduh melakukan perbuatan tidak menyenangkan seperti diatur dalam Pasal 335 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Advertisement

Kepada Solopos.com, Lindawati menjelaskan insiden itu bermula saat dirinya dan Wijiyem mendatangi Balai Desa Salakan, Jumat (31/3/2017). Kedatangan mereka untuk mengurus kelengkapan surat-surat pengajuan kredit di bank.

Nenek Wijiyem bekerja sebagai penjahit baju yang membutuhkan dana untuk pengembangan usaha. “Makanya, saya bantu nenek [Wajiyem] dalam pengurusan kredit di BRI,” terang Linda.

Saat memasuki balai desa, Linda kecewa lantaran tak melihat petugas hingga pukul 09.00 WIB. Linda sempat bersitegang dengan petugas balai desa yang tak terima dengan kritikan Linda. Dari situlah, cekcok terjadi.

Advertisement

Sejumlah warga yang bukan perangkat desa lantas mengusir Linda dari balai desa dengan cara menarik tangannya keluar. “Kami melaporkan oknum warga yang semena-mena menarik tangan saya dan merampas handphone saya. Saya dan Nenek Wijiyem tak terima,” kata Linda.

Kapolsek Ngemplak, AKP Ahmad Nadiri, berharap kasus itu bisa selesai di tingkat mediasi. Namun, jika kedua pihak sama-sama tak terima, Nadiri mempersilakan kedua pihak menggunakan hak menempuh jalur hukum.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif