Soloraya
Minggu, 2 April 2017 - 14:40 WIB

KPU Sragen Ajak Warga Melek Pemilu Lewat Aplikasi Gen-Melu

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah (tengah) saat melihat aplikasi Gen-Melu di Rumah Demokrasi KPU Sragen, Sabtu (1/4/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Selain meluncurkan Rumah Pintar, KPU Sragen membuat aplikasi Gen-Melu agar masyarakat lebih melek pemilu.

Solopos.com, SRAGEN — Setelah untaian melati terpotong, pintu kaca itu terbuka. Suara pegawai perempuan menggema lewat mikrofon untuk memandu para pengunjung di rumah khusus untuk pendidikan politik masyarakat. Ruangan di lantai I Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen itu bernama Rumah Demokrasi.

Advertisement

Komisioner KPU Divisi Data dan Informasi Ferry Kurnia Rizkiansyah mendapat suguhan menarik begitu memasuki rumah pintar itu. Sebuah layar sentuh berisi aplikasi gawai Gen-Melu atau Sragen Melek Pemilu. Jari tangan kanannya menggeser isi aplikasi buatan KPU Sragen bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sragen itu.

Aplikasi yang dibuat sebulan lalu itu berisi informasi soal pemilu, meliputi regulasi, jadwal tahapan, partai politik, kandidat, daftar pemilih tetap (DPT), peta tempat pemungutan suara (TPS), real account, sampai rumah demokrasi.

Advertisement

Aplikasi yang dibuat sebulan lalu itu berisi informasi soal pemilu, meliputi regulasi, jadwal tahapan, partai politik, kandidat, daftar pemilih tetap (DPT), peta tempat pemungutan suara (TPS), real account, sampai rumah demokrasi.

“Jadi lewat aplikasi itu siapa pun yang ingin tahu seputar pemilu tidak harus datang ke KPU Sragen tetapi cukup buka aplikasi Gen-Melu. Aplikasi itu bisa dibuka lewat ponsel Android, laptop, atau komputer yang bisa terkoneksi dengan jaringan,” kata Plt. Kepala Diskominfo Sragen Dwiyanto saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela peresmian Rumah Demokrasi KPU Sragen, Sabtu (1/4/2017).

Para pengunjung Rumah Demokrasi itu bisa melihat data dan atribut pemilu, baik pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan gubernur (pilgub), pemilu legislatif, dan pemilihan presiden (pilpres) dari tahun ke tahun dipajang di rumah itu. Pengunjung juga bisa mengetahui bendera parpol, maskot pemilu, hingga pernik-pernik logistik pemilu bisa dilihat langsung.

Advertisement

Ketua KPU Solo Agus Sulistyo dan dua orang komisioner KPU Solo tertarik dengan permainan ular tangga yang disediakan di meja lengkap dengan kursinya. Permainan itu memang disediakan khusus bagi anak-anak yang belajar pemilu ke Rumah Demokrasi.

Semua pernik-pernik pemilu itu pun juga dinikmati Ferry yang jauh-jauh datang dari Jakarta. “Secara prinsip Rumah Demokrasi KPU Sragen sama dengan Rumah Pintar di semua kabupaten/kota. Hanya konten lokal dan inovasinya yang berbeda. Di Sragen ini, inovasi dan kreativitas lebih tinggi, seperti memorabilia, ornamen apa saja yang dipakai pada pilkada. Hasil pilkada, dan aplikasi melek pemilu dipajang,” kata Ferry di sela-sela kunjungan.

Ferry mengapresiasi aplikasi Gen-Melu itu karena sebagai terobosan baru untuk KPU Sragen. Dia menilai aplikasi serupa sudah ada di daerah lain tetapi aplikasi Gen-Melu Sragen itu lebih lengkap.

Advertisement

Aplikasi itu, ujar dia, menjadi inisiasi bagi masyarakat agar melek pemilu. “Kalau di KPU RI sudah settle soal aplikasi. Kalau main ke Jl. Imam Bonjo Jakarta, saya tunjukan operation room yang berisi 34 monitor layar besar untuk memantau perkembangan pemilu di seluruh Indonesia,” ujar Ferry.

Ferry punya obsesi membuat rumah pintar atau rumah demokrasi itu sebagai sarana pendidikan pemilih dan pendidikan politik bagi masyarakat. Dia berharap lewat terobosan Rumah Demokrasi itu angka partisipasi pemilu lebih tinggi.

Kalau pada pilkada 2015 lalu angka partisipasi Sragen mencapai 70%, pada Pilgub 2018 Ferry menaruh harapan besar angka partisipasi bisa mencapai 77,5%. “Jadi Rumah Demokrasi ini akan kami uji pada Pilgub Jateng dan Pemilu 2019 mendatang. Di KPU Jawa Tengah juga sudah ada Rumah Pintar. Soal nama itu tergantung selera KPU di daerah. Yang penting, kami menekankan agar pemilu berkualitas ada tiga hal yang harus dikuatkan, yakni penyelenggara pemilu, peserta pemilu, dan pemilih. Penguatan penyelenggara itu ya komisioner dan sekretariatnya,” tambahnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif