Soloraya
Kamis, 30 Maret 2017 - 16:40 WIB

PETERNAKAN SRAGEN : Harga Turun, Peternak Ayam Mandiri Rugi Puluhan Juta Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan ayam. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Peternakan Sragen, para peternak ayam merugi hingga puluhan juta rupiah karena harga turun.

Solopos.com, SRAGEN — Kalangan peternak ayam di Bumi Sukowati mengaku rugi hingga puluhan juta rupiah lantaran harga ayam di kandang masih jauh di bawah harga pembiayaan atau cost.

Advertisement

Anis Mulyono, peternak ayam broiler asal Dusun Kebon Lodji, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, mengatakan biaya operasional ternak ayam saat ini adalah Rp15.000/kg. Sementara harga ayam di kandang saat masa panen tiba justru merosot hingga Rp12.500 hingga 13.000/kg.

Meski ayam sudah berusia 32 hari, Mulyono enggan menjual ayamnya dengan harga di bawah biaya produksi. Dia memilih menunda menjual ayam sambil menunggu harga naik.

“Idealnya ayam itu bisa dipanen pada usia 32-35 hari, tapi saya sengaja menunda panen supaya harga ayam bisa naik di atas cost. Namun, kalau sampai usia 40 hari, harga ayam masih di bawah cost. Mau tidak mau, ayam itu saya lepas dengan harga di bawah cost,” kata Mulyono saat ditemui Solopos.com di kandangnya, Kamis (30/3/2017).

Advertisement

Mulyono memiliki sekitar 7.500 ekor ayam. Dalam sekali panen, biasanya dia mendapat sekitar 15 ton. Lantaran ayam di kandang dilepas dengan harga Rp12.500/kg, dia mengalami kerugian Rp2.500/kg. Dalam hitungan kasar, sekali panen dia rugi hingga Rp37,5 juta.

“Sekarang harga ayam di kandang lebih mudah merosot tajam sejak Januari lalu. Kalau mau naik susah. Paling kenaikannya hanya Rp500/kg. Kalau turun dari Rp18.000/kg bisa jadi 11.000/kg,” terang Mulyono.

Hal senada dikatakan Pardi, peternak ayam asal Sambungmacan. Selain harga yang tidak menguntungkan peternak, perubahan musim juga memengaruhi ketahanan ayam terhadap penyakit.

Advertisement

Ribuan ayam miliknya mati akibat tingginya kelembapan udara dalam beberapa bulan terakhir. Dia mengaku rugi hingga puluhan juta rupiah. Kandang ayam miliknya sempat dibiarkan mangkrak karena dia tidak berani menanggung rugi yang lebih besar.

“Setelah menganggur beberapa bulan, sekarang saya baru mulai lagi. Sudah dua hari ini saya memasukkan 750 ekor ayam ke kandang. Mudah-mudahnya musim bisa kembali bersahabat. Demikian pula harga ayamnya,” terang Pardi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif