Jogja
Rabu, 29 Maret 2017 - 09:20 WIB

TRANS JOGJA : Sopir Ugal-ugalan Tak Akan Direktrut, Setuju?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus baru Trans Jogja berwarna biru siap mengaspal, Rabu (25/5/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Trans Jogja, minat penduduk perempuan menjadi pengemudi kecil.

Harianjogja.com, JOGJA –Direktur PT Anindya Mitra Internasional (AMI) Dyah Puspitasari mengatakan dengan adanya bantuan bus dari pemerintah pusat 40 unit dan PT AMI melakukan pengadaan 40 unit, maka rekruitmen sopir terus dilakukan. Ia memperkirakan kebutuhan personel mencapai 160 orang untuk pramugara dan sopir. Rekruitmen terus dilakukan, karena untuk mengantisipasi adanya pendaftar seringkali tidak 100% untuk bergabung atau mengundurkan diri saat memasuki training.

Advertisement

Baca juga : TRANS JOGJA : Peminat Minim, PT AMI Kesulitan Cari Driver Wanita
Dyah memastikan, pihaknya tidak akan merekrut sopir yang ugal-ugalan demi memberikan layanan terbaik kepada masyarakat sehingga menjadi bus rapid trans (BRT) terbaik.

“Rekruitmen sekitar 160 untuk bus, kalau pramugara kita ambilkan dari shelter [pekerja tiket Trans Jogja] sudah ada calonnya nanti tinggal tahap selanjutnya . Sebelum dapat yang sesuai pasti akan kita buka terus. Yang namanya rekruitmen apakah jaminan 100% akan masuk, pasti ada cadangan, pasti kita buka terus sebelum overload. Untuk mendapatkan pramudi yang sesuai yang kita harapkan itu nggak gampang, standarnya harus profesionalitas, kita ingin Trans Jogja itu menjadi BRT terbaik,” tegasnya, Selasa (28/3/2017).

PT AMI selaku operator Trans Jogja kesulitan mencari driver atau pramudi berjenis kelamin wanita untuk dipekerjakan pada 2017. Selama pembukaan lowongan dibuka sejak tiga pekan lalu, baru satu wanita yang melamar sebagai sopir Trans Jogja.

Advertisement

Dyah berharap untuk kuota sopir wanita segera dapat terpenuhi. Mereka harus melalui ujian standar seperti sopir lainnya. Mulai dari training fisik, psikologi hingga simulasi berkendara di jalanan.

“Nek ga ono opo aku dewe sing mlaku wae [Kalau tidak ada yang daftar apa saya yang harus mengemudikan],” ucap Dyah sembari tertawa.

“Harus melalui beberapa tahap dulu, setelah rekruitmen kemudian ada kalau itu pakai mekanisme tenaga profesional, terakhir training fisik, psikologi setelah itu ada simulasi standar,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif