Jatim
Rabu, 29 Maret 2017 - 13:05 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Petani Desa Kuwu Madiun Memblokade Proyek Tol Soker, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah petani Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, memblokade akses utama jalan Solo-Kertosono, Rabu (29/3/2017) siang. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Tol Solo-Kertosono, petani Desa Kuwu memblokade akses utama pembangunan jalan tol Soker.

Madiunpos.com, MADIUN — Sejumlah petani di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, memblokade proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertonoso (Soker) di desa tersebut, Rabu (29/3/2017). Mereka beralasan jalan dan saluran irigasi yang mengaliri sawah di desa tersebut tidak berfungsi karena proyek jalan tol.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Rabu siang, sejumlah petani di desa tersebut memasang palang berupa kayu di jalan yang menjadi akses utama menuju proyek jalan tol. Aktivitas pengerjaan proyek jalan tol tersebut terlihat berhenti total karena ada pemblokadean itu.

Seorang petani Desa Kuwu, Karmin, 62, mengatakan warga sengaja memasang kayu untuk memblokade jalan tersebut sebagai bentuk protes terhadap pengerjaan proyek jalan tol di desa itu. Pemasangan kayu dilakuka agar kendaraan proyek tidak bisa masuk.

Karmin menyampaikan sejak proyek jalan tol itu dikerjakan tahun 2016, jalan penghubung desa dan saluran air di areal persawahan ditutup. Sehingga jalan penghubung antara Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, dan Desa Kuwu, Balerejo, terutup total karena terkena dampak tol.

Advertisement

Selain itu, ungkap dia, saluran air dan sumur untuk pengairan di areal persawahan juga tertutup total. Sehingga, petani hampir setahun ini tidak bisa memanfaatkan irigasi dan sumur untuk pengairan sawah.

“Sejak pembangunan jalan tol itu, kami tidak bisa mengaliri sawah. Kami mengambil air di aliran lain,” jelas dia, Rabu.

Karmin mengaku sebenarnya petani tidak menolak pembangunan jalan tol tersebut. Namun, petani berharap akses jalan dan irigasi pertanian di desa tersebut bisa diperbaiki lagi. “Petani hanya membutuhkan jalan dan pengairan,” kata dia.

Advertisement

Karmin mengancam kalau jalan penghubung pengganti tersebut tidak segera direalisasikan, petani akan terus memblokade akses masuk tol. Bahkan, jumlah petani yang akan memblokade jalan tersebut semakin banyak.

Petani lain, Salem, 45, mengatakan sejak pembangunan jalan tol tersebut dikerjakan, ada sekitar 30 hektare sawah terdampak. Alat-alat pertanian dan pengairan lahan tidak bisa masuk.

“Ini ada sekitar 30 hektare yang tidak bisa dialiri air. Karena sumur di sawah itu tidak bisa mengalir,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif