Teknologi
Rabu, 29 Maret 2017 - 15:45 WIB

Peneliti Temukan Jejak Kaki Raksasa Seukuran Manusia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertunjukan dinosaurus dalam Kidscastle di JEC. (foto istimewa)

Jejak kaki raksasa itu ada di antara 21 jenis tapak yang ditemukan di Semenanjung Dampier di Australia Barat.

Solopos.com, CANBERRA — Para ilmuwan menemukan jejak kaki diduga dinosaurus berukuran hampir 1,7 meter, bisa jadi yang terbesar yang pernah ditemukan, di bagian pedalaman pantai barat laut Australia. Jejak kaki dinosaurus sauropoda raksasa itu ada di antara 21 jenis tapak yang ditemukan di Semenanjung Dampier di Australia Barat, 130 kilometer dari kota resor pantai Broome.

Advertisement

“Mereka lebih besar dari apa pun yang pernah dicatat di mana pun di dunia,” kata Steve Salisbury, penulis utama dari hasil studi gabungan yang dilakukan oleh University of Queensland dan James Cook University itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (28/3/2017).

Sauropoda adalah pemakan tumbuhan berkaki empat yang memiliki ekor dan leher panjang, kaki-kaki seperti pilar dan tubuh sangat besar. Jejak kaki Sauropoda berukuran 1,2 meter ditemukan di Jerman tahun 2015.

Bebatuan tempat jejak itu berada di Dampier usianya 127 juta sampai 144 juta tahun, lebih tua daripada fosil dinosaurus yang sebelumnya ditemukan di Australia menurut Salisbury. “Kebanyakan fosil dinosaurus kita berasal dari pantai timur, atau timur Australia, dan mereka antara 115 juta dan 90 juta tahun lalu,” kata Salisbury.

Advertisement

Para ilmuwan juga menemukan jejak dari enam jenis dinosaurus pemakan daging dan bukti pertama stegosaurus lapis baja.

Studi itu diinisiasi oleh masyarakat adat Goolarabooloo, yang sudah mengetahu jejak-jejak itu dari generasi ke generasi dan khawatir jejak kaki di James Price Point akan hilang setelah dipilih menjadi tempat potensial untuk proyek LNG, kata Salisbury.

Para ilmuwan menggunakan drone dan pesawat ringan untuk memotret jejak-jejak dinosaurus di semenanjung itu, yang dikenal dengan medan, cuaca, dan gelombang yang sulit. “Yang membuatnya sungguh rumit adalah bahwa bebatuan tempat jejak-jejak itu hanya berada di zona pasang surut,” kata Salisbury.

Advertisement

“Mereka ada di bawah air separuh waktu dan ada gelombang harian yang tingginya sampai 10 meter,” katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif