Jogja
Rabu, 29 Maret 2017 - 08:55 WIB

KECELAKAAN BANTUL : Ali David Bukanlah Korban Pertama di Sungai Opak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim SAR Gabungan hendak melakukan penyisiran di tepi Sungai Opak, tepatnya di sekitar lokasi Bendung Tegal, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Selasa (28/3/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Kecelakaan Bantul terjadi di Kali Opak

Harianjogja.com, BANTUL — Hari kedua pencarian Ali David, korban terseret arus Sungai Opak asal Dusun Beran RT 06, Desa Canden, Jetis belum juga membuahkan hasil.

Advertisement

Baca Juga : KECELAKAAN BANTUL : Hari Kedua Pencarian, Jenazah Ali David Belum Ditemukan

Kepala Dukuh Beran Supriyono menuturkan, sejak dibangun pertama pada tahun 1997 silam, Bendung Tegal tercatat sudah delapan kali menelan korban jiwa, satu di antaranya adalah anak-anak.

Ia mengatakan, sebagian besar korban bukan berasal dari sekitar lokasi bendung. Diakui Supriyono, warga sekitar bendung sudah banyak mengetahui bahaya mendekati arah bendung. Tak hanya nilai magisnya yang sudah banyak dikenal warga, derasnya arus sungai juga kerap membuat warga berpikir ulang untuk mendekat.

Advertisement

“Saya yakin, kalau warga asli sini, tidak berani aneh-aneh di bendung. Korban yang ini [Ali David] ini pun sebenarnya bukan warga asli sini kok. Dia berasal dari Sudimoro [Kecamatan Bantul],” katanya, Selasa (28/3/2017).

Seperti diketahui, Senin (27/3/2017), sekitar pukul 13.30 WIB, Ali David, 22, yang tengah berada di sekitar bangunan bendung mendadak berlari ke tengah lantai bendungan. Menurut penuturan, Jatmiko, adiknya, Ali bermaksud mengejar seekor biawak.

Alih-alih mendapatkan biawak itu, kakaknya itu justru terpeleset hingga terseret arus. “Dia sempat terlihat beberapa kali saat digulung pusaran air,” kata Jatmiko, Senin (27/3/2017).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif