Jateng
Selasa, 28 Maret 2017 - 08:50 WIB

PASAR TRADISIONAL SEMARANG : Pedagang Pasar Kobong Gugat Wali Kota

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang ikan di pasar tradisional. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Pasar tradisional yang terus dikelola dengan pendekatan kekuasaan oleh Pemkot Semarang berbuah gugatan terhadap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pedagang ikan basah Pasar Rejomulyo Lama atau yang lebih dikenal sebagai Pasar Kobong Semarang akhirnya memilih pendekatan hukum demi menghadapi pendekatan kekuasaan yang terus dilakukan Pemkot Semarang demi mengusik mereka.

Advertisement

Para pedagang yang memilih bertahan di pasar lama karena menganggap pasar baru tak sesuai kebutuhan—bahkan berpotensi membahayakan diri mereka—akhirnya memutuskan menggugat Wali Kota Semarang ke Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang. atas perintah untuk pindah ke lokasi baru.

Panitera Pengganti PTUN Semarang Wiwi Widiastuti di Semarang, Senin (27/3/2017), mengonfirmasi gugatan dengan nomor perkara 014/G/2017/PTUN.SMG tersebut. “Gugatan sudah masuk tahap pemeriksaan berkas perkara,” katanya.

Menurut dia, sudah ditunjuk hakim yang bertugas memeriksa berkas perkara tersebut. “Jangka waktunya 30 hari, kalau ada yang belum lengkap masih bisa diperbaiki,” katanya.

Advertisement

Gugatan pedagang itu dilayangkan atas munculnya dua surat peringatan yang diterbitkan Wali Kota Semarang terhadap pedagang Pasar Rejomulyo Lama yang masih bertahan. Surat peringatan yang memerintahkan pedagang untuk segera pindak ke lokasi baru tersebut dinilai tidak sah dan melawan hukum.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang berencana membangun ruang terbuka hijau di bekas lahan Pasar Rejomulyo Lama yang lebih dikenal dengan Pasar Kobong tersebut. Para pedagang selanjutnya dipindahkan ke lokasi baru yang letaknya bersebelahan dengan pasar lama itu.

Hampir semua pedagang di Pasar Kobong sudah pindah ke pasar baru, kecuali pedagang ikan segar yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Ikan Basah dan Pindang (PPIBP) Pasar Rejomulyo Semarang. Mereka menilai kondisi di pasar baru tidak layak untuk standar perdagangan grosir ikan, mulai luasan lapak, kondisi drainase, lantai lapak yang dikeramik, hingga sempitnya tempat bongkar muat.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif