Jateng
Selasa, 28 Maret 2017 - 23:50 WIB

KPID Jateng Soroti Mudahnya Bagian Pemasaran Masuk Ruang Redaksi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pers di seputar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Setkab.go.id)

KPID Jateng mengaku kesulitan mengukur kenetralan berita seiring semakin mudahnya bagian pemasaran masuk ruang redaksi media massa.

Semarangpos.com, SEMARANG — Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah (Jateng) mengaku kesulitan mengukur kadar kenetralan berita. Ketua KPID Jateng, Budi SP, menuding semakin mudahnya bagian pemasaran masuk ruang redaksi media massa sebagai panyebab kondisi tersebut.

Advertisement

Semakin sulitnya mengukur kadar kenetralan berita dalam sebuah peristiwa yang berpotensi memicu polemik itu diakui Ketua KPID Jateng, Budi SP, dalam Diskusi Membedah Kebijakan Media dalam Polemik Semen Rembang di Kampus Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Senin (27/3/2017). “News room sekarang ini pada banyak media sudah dikuasai oleh bagian marketing,” kata Budi.

Rezim peringkat atau rating, menurut dia, menjadikan berita yang disajikan cenderung dinilai apakah bisa meningkatkan jumlah pemirsa, pembaca, atau mendatangkan iklan. “Oleh karena itu, sulit untuk mengukur kenetralan berita,” katanya dalam diksusi yang diprakarsai oleh Kelompok Kajian Kebijakan Media (K3M) tersebut.

Menurut Budi, reporter dan produser saat ini tidak bisa begitu saja menjalankan tugas secara independen berdasarkan dorongan nuraninya. “Bahkan, mereka [reporter dan produser] tidak ingin hasil karyanya itu dibaca oleh anak-anaknya. Ini mengerikan,” kata Budi yang juga Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah itu.

Advertisement

Ketua K3M, Alkomari, menilai pemberitaan pabrik semen di Rembang yang bakal mengeksplorasi gamping Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jateng kental dengan tarik-menarik kepentingan ekonomi dan politik. Misalnya, sebutnya memberi xontoh, mulai dari kepentingan iklan hingga peluang Ganjar Pranowo terpilih kembali dalam Pilgub Jateng 2018.

Akan tetapi, menurut Redaktur Pelaksana Tribun Jateng, Erwin Ardian, hanya kenetralan pemberitaan yang mampu menyelamatkan media massa dari ancaman ditinggalkan pembaca yang berujung pada kematian media massa itu. Menurut dia, keberpihakan dalam pemberitaan, termasuk dalam kasus Semen Rembang, justru menyebabkan sebuah media ditinggalkan pembaca. “Buktinya kami masih bisa tumbuh dalam persaingan media yang kian sengit,” katanya.

Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Ananto Pradono, menyatakan apa pun yang dilakukan oleh media selalu mengandung risiko, karena hal itu sebuah pilihan. “Dalam dunia persilatan selalu ada yang nomor satu, sedangkan dalam dunia persuratan selalu ada yang nomor dua,” ujarnya mengutip novel Bende Mataram.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif