Jateng
Senin, 27 Maret 2017 - 12:50 WIB

KISAH INSPIRATIF : Demi Anak Jadi Dokter, Polisi di Semarang Ini Jualan Nasi Goreng

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sutrisno, anggota polisi di Semarang, tampak lihai memasak nasi goreng yang akan disajikan kepada pelanggannya, Jumat (24/3/2017) malam. Sutrisno merupakan anggota polisi yang biasa berjualan nasi goreng di kompleks perkantoran Jl. Sultan Agung, Semarang. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Kisah inspiratif kali ini muncul dari seorang polisi di Semarang yang berjualan nasi goreng untuk membiayai anaknya kuliah di Kedokteran.

Semarangpos.com, SEMARANG – Membesarkan anak dan menjadikannya sebagai orang sukses adalah impian semua orang tua. Walau pun demi mewujudkan cita-cita itu, seorang ayah akan melakukan segala cara.

Advertisement

Hal itu  pulalah yang dilakukan Sutrisno. Pria yang berprofesi sebagai anggota Polrestabes Semarang berpangkat Aiptu itu rela berjualan nasi goreng demi membiayai anaknya yang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip).

Profesi sebagai penjual nasi goreng itu sudah dijalani Aiptu Sutrisno selama hampir tiga tahun. Setiap malam, setelah bertugas di Unit Inafis Polrestabes Semarang, Sutrisno berjualan nasi goreng di depan kompleks pertokoan Jl. Sultan Agung.

Advertisement

Profesi sebagai penjual nasi goreng itu sudah dijalani Aiptu Sutrisno selama hampir tiga tahun. Setiap malam, setelah bertugas di Unit Inafis Polrestabes Semarang, Sutrisno berjualan nasi goreng di depan kompleks pertokoan Jl. Sultan Agung.

Ia pun tak merasa canggung beralih profesi dari yang memegang pistol pada siang hari dan berganti wajan pada malam harinya. Semua aktivitas itu, ia jalani dengan penuh kesabaran demi membiayai kuliah kedua anaknya, yakni Ayu Anggraeni, 22, yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Undip dan Yulistyo Dewantoro, 20, di Universitas Pandanaran.

“Demi dua anak, saya perjuangkan bisa terus mencari uang dengan halal. Pokoknya saya usahakan mati-matian untuk biaya kuliah kedua anak saya, terutama yang di Kedokteran Undip yang butuh biaya ekstra,” beber Sutrisno saat disambangi wartawan di tempatnya berjualan nasi goreng, Jumat (24/3/2017) malam.

Advertisement

Sebelum berjualan, Sutrisno sempat ragu. Ia kemudian diajari oleh salah seorang teman yang juga berprofesi sebagai penjual nasi goreng.

Hanya butuh waktu sepekan, Sutrisno akhirnya percaya diri membuka warung nasi goreng pada 2014 lalu. Hingga kini, warung nasi gorengnya pun terbilang ramai karena banyak pelanggan yang menyukai masakannya.

“Saya cuma modal kursus memasak selama sepekan. Kebetulan [kursus] sama penjual nasi goreng yang sudah lama kenal dan akrab. Dulunya saya pelanggan dia,” beber Sutrisno.

Advertisement

Pada awal membuka nasi goreng, Sutrisno mengaku tak punya modal banyak. Ia hanya memiliki modal sekitar Rp2 juta yang sebagian besar sudah terserap untuk pembuatan gerobak.

Sutrisno, anggota polisi di Semarang, tampak lihai memasak nasi goreng yang akan disajikan kepada pelanggannya, Jumat (24/3/2017) malam. Sutrisno merupakan anggota polisi yang biasa berjualan nasi goreng di kompleks perkantoran Jl. Sultan Agung, Semarang. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Sementara untuk lokasi berjualan ia semula bingung. Untung, ada salah seorang kolega saat bertugas di Akademi Kepolisian yang menawari berjualan di kompleks pertokoan Jl. Sultan Agung.

Advertisement

“Teman itu bernama Agus Triharto. Dia yang meminjami tempat jualan disini. Sampai saat ini saya bersyukur sudah bisa jualan,”ungkapnya.

Sutrisno yang saat ini masih tinggal di rumah kontrakan di Srikaton Barat Gang IV, Semarang Barat itu  setiap harinya menghabiskan tiga kilo beras untuk membuat nasi goreng. Namun, jumlah itu bisa meningkat dua kali lipat saat akhir pekan.

Setiap harinya, Sutrisno, mampu menjual hingga 50 porsi nasi goreng. Seporsi nasi goreng ia hargai Rp12.000.

Kendati demikian, Sutrisno mengaku tak bisa berjualan secara maksimal setiap harinya. Terkadang tugas sebagai anggota polisi di Polrestabes Semarang membuatnya hanya bisa berjualan 12-15 hari dalam sebulan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif