SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (JIBI/Harian Jogja/Antara)
Perampokan di Sukoharjo, pemilik rumah ditemukan tewas.
Solopos.com, SUKOHARJO — Aparat kepolisian mendalami keterangan yang dikumpulkan dari enam saksi terkait kematian Sunarmi, 67, yang mayatnya ditemukan dalam kondisi terikat dan mulutnya disumpal tisu di rumahnya di RT 008/RW 007, Dusun Ngenden, Desa Banaran, Kecamatan Grogol, pada Sabtu (25/3/2017).
Janda pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) itu dikenal sangat aktif dalam organisasi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa tersebut. Tim gabungan dari Satreskrim Polres Sukoharjo dan Polsek Grogol memintai keterangan enam saksi secara maraton.
Setelah kejadian, penyidik langsung memeriksa beberapa saksi di lokasi kejadian. Selang sehari kemudian, penyidik kembali memeriksa sejumlah saksi termasuk para tetangga rumah Sunarmi. Keterangan dari para saksi dikumpulkan guna mengungkap kasus dugaan perampokan disertai pembunuhan itu.
Setelah kejadian, penyidik langsung memeriksa beberapa saksi di lokasi kejadian. Selang sehari kemudian, penyidik kembali memeriksa sejumlah saksi termasuk para tetangga rumah Sunarmi. Keterangan dari para saksi dikumpulkan guna mengungkap kasus dugaan perampokan disertai pembunuhan itu.
Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Dwi Haryadi, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, mengatakan masih mendalami keterangan yang dikumpulkan dari para saksi. Hasilnya bakal dianalisis secara mendalam dan disinkronkan dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kami masih mengumpulkan keterangan para saksi. Sekarang sudah ada enam saksi yang telah dimintai keterangan penyidik,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/3/2017).
Kedua anjing pelacak menelusuri jejak pelaku baik di dalam rumah korban maupun jalan perkampungan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah polisi dalam mengumpulkan data dan keterangan untuk mengungkap kasus dugaan perampokan yang disertai pembunuhan itu.
“Sudah ada perkembangan penyelidikan kasus itu [perampokan dan pembunuhan Sunarmi]. Polisi masih bekerja ekstra keras. Doakan saja semoga cepat terungkap,” papar dia.
Saat ditemukan, Sunarmi tewas dengan kondisi tangan dan kaki terikat. Terdapat bekas cekikan di lehernya. Mulut Sunarmi penuh sumpalan kertas tisu sehingga tak bisa bersuara. Diduga pelaku masuk ke rumah Sunarmi lewat pintu depan. Tak ada bekas perusakan pintu maupun jendela rumah korban.
Ketua RT 008 Dusun Ngenden, Desa Banaran, Haryanto, mengungkapkan semasa hidup, Sunarmi sangat aktif di PKK desa. Kendati sudah lanjut usia (lansia), Sunarmi selalu mengikuti berbagai kegiatan atau pertemuan anggota PKK.
Sunarmi tinggal sendirian di rumahnya sepeninggal suaminya beberapa tahun lalu. Kadang kala, cucunya, Candi Olivia, 10, bermain di rumah Sunarmi sepulang sekolah. Candi lah yang kali pertama mengetahui neneknya tewas.
“Informasi dari warga, almarhumah sempat keluar rumah menuju warung kelontong antara pukul 22.00 WIB-23.00 WIB. Saya juga sempat lewat rumah korban sekitar pukul 23.00 WIB, namun tak ada yang aneh di rumah korban. Keesokan harinya, Sunarmi ditemukan telah meninggal dunia,” papar dia.
Haryanto menduga pelaku masuk ke rumah korban lewat pintu bagian depan saat malam hari. Hanya terdapat satu pintu di rumah korban yang menjadi akses utama keluar masuk rumah. Kondisi pintu maupun jendela rumah tak rusak.
Haryanto tak dapat memastikan apakah korban mempunyai kebiasaan tak mengunci pintu rumah saat malam hari. “Saya sering mengantar surat undangan pertemuan warga ke rumah korban. Pintu gerbang yang terbuat dari besi memang sering tak dikunci. Saya sering menyelipkan surat undangan di bawah celah pintu rumah. Saat saya mengetuk pintu tak ada jawaban dari dalam rumah,” kata dia.