Jogja
Minggu, 26 Maret 2017 - 02:26 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Hadapi Pasar Bebas, Kelompok Bergegas Sertifikasi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi negara-negara ASEAN (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Masyarakat ekonomi Asean, warga mempersiapkan diri dengan menghasilkan produk sesuai standar

Harianjogja.com, SLEMAN — Menghadapi persaingan pasar bebas Kelompok Tani Asih Dusun  Gabugan, Desa Donokerto, Turi mencatatkan diri untuk memperoleh sertifikasi dari Dinas Pertanian Provinsi DIY. Hal tersebut dilakukan agar hasil produksi memenuhi syarat layak jual di pasar Internasional.

Advertisement

Sekretaris Kelompok Tani Asih, Widodo menjelaskan sejak awal Maret kelompoknya mengajukan permohonan ke Dinas Pertanian DIY untuk membuat status kebun salak yang teregistrasi. Status tersebut diperoleh setelah pemilik kebun salak memenuhi persyaratan prinsip Good Agriculter Practices (GAP) sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dianjurkan.

“Melalui proses tahapan budidaya tanaman salak secara baik dan benar didukung pencatatan sebagai dokumen untuk dapat nomor registrasi kebun,” kata dia, Jumat (24/3/2017).

Widodo menjelaskan bahwa pelaksanaan GAP sesuai SOP tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi buah yang bermutu serta aman untuk dikonsumsi. Sebelumnya, ia mendapatkan pengarahan dari Dinas Pertanian untuk dapat melaksanakan penanaman salak dengan pola tanam yang baik. Dengan terjaminnya mutu buah salak diharapkan produksi kelompok tani ‘Asih’ dapat menembus pasar hingga ke Internasional.

Advertisement

Terdapat 13 komponen penerapan SOP yang wajib dilaksanakan dalam kegiatan budidaya tanaman salak. Diantaranya yakni pengolahan lahan, penanaman bibit, pemupukan, pengairan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, panen, hingga pasca panen. Komponen tersebut mesti dipenuhi dengan memerhatikan pengarahan yang diberikan pihak terkait.

“Setiap pelaksanaan komponen mesti dicatatkan di dokumen agar terlihat progressnya,” kata Widodo.

Saat ini tahapan registrasi kelompok tani Asih masih berada di tahap kelas dasar. Setiap dua tahun registrasi akan diperbarui hingga mencapai sertifikasi kelas Prima (pengelolaan kebun salak terbaik). Meskipun kini kebun salak yang dimiliki anggota kelompok tani Asih telah teregistrasi namun ia mengaku belum dapat merasakan pengaruh ataupun manfaat apapun. Hal tersebut dikarenakan hasil prduksi salak belum dipasarkan hingga ke luar daerah atau bahkan luar negeri.

Advertisement

“Kami saat ini hanya berupaya merawat dan mengelola kebun dengan baik dan sesuai arahan penyuluh pertanian saja agar hasilnya maksimal dan memuaskan,” kata dia.

Kelompok Tani Asih sendiri saat ini memiliki total luasan lahan yakni 42.221 Ha yang dikelola oleh 28 orang anggota. Masing-masing anggota mengelola lahan 400 hingga 3.000 meter persegi baik merupakan hak milik maupun beberapa adalah sewa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif